-Yeorin-
Seonjoo mengulurkan tangannya dan meremas tanganku. Dia berada di sampingku ketika aku duduk menunggu di dalam ruang dokter.
Aku kencing di wadah kecil dan sekarang kami menunggu untuk mendengar hasilnya. Jantungku berpacu. Ada kemungkinan tapi sangat tipis kalau aku mungkin tidak hamil. Aku sudah mencari tahu mengenai hal itu semalam. Tes kehamilan di rumah bisa saja salah dan bisa saja aku merasa sakit karena di benakku berpikir aku hamil.
Pintu terbuka dan seorang perawat masuk ke dalam. Dia tersenyum saat melirik dari Seonjoo lalu ke arahku.
“Selamat. Hasilnya positif. Anda hamil.”
Seonjoo meremas erat tanganku. Aku sudah tahu ini jauh di lubuk hatiku tetapi mendengar perawat mengatakannya membuat hal itu menjadi lebih nyata.
Aku tidak akan menangis. Bayiku tidak perlu tahu kalau aku menangis ketika aku tahu aku hamil. Aku menginginkan dia baik laki-laki atau perempuan yang selalu merasa dicintai. Ini bukan hal yang buruk. Dan tidak akan pernah bisa menjadi sesuatu yang buruk.
Aku ingin memiliki keluarga. Aku akan segera memiliki satu lagi. Seseorang yang mencintaiku tanpa syarat.
“Dokter akan masuk untuk memeriksamu beberapa menit lagi. Kami harus memeriksa darahmu juga. Apakah Anda pernah mengalami kram atau perdarahan?”
“Tidak. Sebetulnya aku merasa kesakitan. Karena bau-bauan yang menyebabkan itu,” jelasku padanya.
Perawat itu mengangguk dan menulis di clipboard-nya.
“Mungkin tidak terasa seperti itu tapi hal itu merupakan sesuatu yang baik. Sakit tapi tidak apa-apa.”
Seonjoo mendengus. “Kau tidak melihat saat dia muntah tapi tidak ada yang keluar. Tidak ada yang baik-baik saja tentang hal itu.”
Perawat itu tersenyum. “Ya, saya bisa mengingat hari-hari seperti itu. Sesuatu yang tidak menyenangkan.” Dia mengalihkan tatapannya kepadaku. “Maukah Anda melibatkan ayahnya?”
Apakah dia mau?
Bisakah aku mengatakan ini padanya? Aku menggelengkan kepalaku.
“Tidak, saya tidak berpikir dia akan mau.”
Senyum sedih terlihat di wajah perawat itu saat dia mengangguk dan membuat catatan lain di clipboard-nya sambil mengatakan padaku kalau dia sudah begitu sering melihat hal seperti ini.
“Apakah Anda menggunakan alat kontrasepsi sebelum anda hamil? Mungkin pil?” Tanya Perawat.
Aku tidak melihat ke arah Seonjoo. Mungkin aku tidak menginginkan dia disini setelah semua ini. Aku menggelengkan kepalaku.
Perawat itu mengangkat alisnya. “Sama sekali tidak?” Tanyanya.
“Tidak, sama sekali tidak. Maksudku, beberapa kali dia menggunakan kondom tapi pernah beberapa kali kami tidak menggunakannya. Dia menarik keluar saat… tapi sekali dia tidak melakukannya.”
Seonjoo menegang di sampingku. Aku tahu apa yang dia pikirkan.
Bagaimana bisa aku begitu bodoh? Itu sebuah fakta yang kutinggalkan dari ceritaku.
Perawat itu mengangguk.
“Oke. Dokter akan segera datang,” jawabnya dan melangkah keluar dari ruangan ini.
Seonjoo menyentakkan lenganku yang membuat aku melihat ke arahnya.
“Dia tidak menggunakan kondom? Apakah dia gila? Sialan! Dia seharusnya sudah memikirkan untuk menanyakan apakah kau hamil. Dasar brengsek. Di sini aku merasa kasihan padanya karena dia tidak tahu kalau dia akan menjadi seorang ayah dan dia tidak menggunakan kondom sialan. Dia seharusnya sudah menghubungimu dalam empat minggu untuk memastikan apakah kau hamil atau tidak. Dasar idiot.”

KAMU SEDANG MEMBACA
Fallen Too Far (PJM)
Romance(completed) Yeorin baru saja berumur dua puluh tahun. Yeorin adalah putri ayah tiri Jimin yang baru. Yeorin masih naif dan polos karena menghabiskan tiga tahun terakhir merawat ibunya yang sakit. Tapi untuk Park Jimin yang berusia dua puluh tujuh...