Tiga

636 35 0
                                    

2 bulan berlalu....

Sudah dua bulan Nara bersekolah disekolah ini. Dua bulan Nara berada di kelas ini. Dua bulan pula ia mendapatkan banyak teman-teman baru. Rasanya Nara seneng dan bahagia,walaupun ia agak sulit untuk akrab dengan yang lainnya.

Banyak yang Nara lalui saat bersekolah disini. Nara adalah tipe gadis yang pendiam, tidak mudah akrab.

Dikelasnya juga ia lumayan pintar, kepintarannyalah yang membuat ia mudah berkenalan dengan teman-teman yang lainnya.

Tapi sayang, Nara sulit untuk dekat dengan orang baru. Kadang kala sikap pendiamnya ini berubah menjadi sikap cuek terhadap teman-temannya.

Banyak yang terjadi diluar kendali Nara. Salah satunya ia mulai mengagumi seorang laki-laki.

Yaa, Nara mulai mengagumi seorang laki-laki yang kebetulan dia adalah kakak kelasnya. Namanya Devan Hendinata.

Seorang laki-laki cuek, dingin, kaku, dan terbilang agak misterius yang entah karena apa Nara malah mengagumi laki-laki ini. Mungkin karena Devan tampan.

Devan memang terbilang siswa yang tampan disekolah ini, dia merupakan anggota Paskibra sama halnya dengan dirinya. Nara juga mengikuti ektrakulikuler paskibra. Mungkin karena itu Nara mengagumi Devan.

Tapi Nara tak berharap jika Devan akan menjadi pacarnya. Tidak, Nara sadar diri. Siapa dia siapa Devan. Lagi pula Nara hanya mengagumi saja tidak lebih.

Mengagumi belum berarti mencintai, mencintai sudah pasti mengagumi,dan mengagumi belum tentu memiliku, itu prinsiv Nara.

Ia terlalu takut untuk terlalu jauh dekat dengan seorang laki-laki. Kadang ia juga merasa trauma dengan kisah asmara teman-temannya sendiri.

Nara sering mendengar temannya yang bercerita, "diselingkuhin" "dibuang" "digantikan" dan lain lagi.

Yang membuat Nara takut adalah hal yang terjadi dengan temannya akan terjadi pada dirinya sendiri.

Lagi pula jika Nara dekat dengan seseorang. Tak sampai berlangsung lama. Banyak yang mendekatinya kemudian mengasingkannya. Hanya merusak pikiran, pikir Nara.

Sebanarnya banyak yang menyukai Nara. Banyak pula yang sudah menyatakan perasaanya kepada Nara, hanya saja Nara enggan untuk merespon lebih pria-pria itu. Ia hanya merespon dengan sekedarnya saja, tidak pernah lebih.

Ia tidak ingin menjadi bahan rebutan pria-pria itu. Nara hanya akan menunggu seseorang yang nantinya akan menerima semua kekurangan dalam dirinya.

Ia selalu berharap semoga Allah mendatangkan seseorang itu sebelum ia pergi.

Pergi?

••••

Anara[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang