Lima puluh dua

206 6 0
                                    

Gadis ini hanya melamun sedari tadi. Ia duduk di sofa tepat pinggir jendela kamarnya.

Hembusan angin malam terus menerpa wajar cantiknya,tapi sayang wajahnya sedikit pucat.

Flashback on!

"Tapi gue pernah liat dia post foto cewek, dan itu bukan lo Raa" ucap Vina.

Sontak membuat Nara, Agnes, dan Fia kaget dengan ucapan Vina. Apa Fariz memposting foto cewek?

"Jangan ngelantur kalo ngomong" timpal Agnes.

"Gue bener Nes"

"Kamu serius Vin?" tanya Nara karena masih tidak percaya.

"Iya Raa, gue pernah liat dia posting foto cewek dua kali dan ceweknya itu beda-beda" jelas Vina.

Seketika hati Nara memanas. Sungguh ia benar-benar tidak menyangka Fariz seperti itu.

"Lo gak lagi ngarang cerita kan Vin?" tukas Fia.

"Astaga,gak mungkin gue ngarang cerita beginian. Gue serius. Setelah gue liat postingan itu, Fariz langsung ngehapus postingannya" jelas Vina.

"Cihh, makin jijik gue sama dia" timpal Agnes.

"Gue pernah liat di VC sama cewek laen"

Kalimat itu bukan keluar dari salah satu mulut teman perempuannya. Melainkan dari seorang laki-laki yang tempat duduknya disamping Nara.

Mereka berempat menoleh kesamping Nara. Dia adalah Roy. Apa maksudnya? Batin Nara.

"Maksud kamu?" tanya Nara.

Sekarang semuanya fokus dengan Roy. Mereka akan minta penjelasan apa maksud ucapannya tadi.

"Gue pernah liat di VC dua kali sama cewek,dan ceweknya itu beda beda Raa" jelas Roy.

"Nohh kan bukan gue aja" timpal Vina.

"Lo serius?" tanya Agnes.

"Gue serius, gue liat sendiri orang dia VC sambil ngebelakangin gue" tukas Roy.

"Kamu tau siapa cewek itu?" tanya Nara.

"Gue gak tau Raa, yang gue tau untuk yang pertama ceweknya agak gendutan gituh, terus yang kedua ceweknya kecil kalo gak salah, dan bukan hanya gue yang liat Raa. Rama juga tau hal ini" jelas Roy.

"Emang kejadian itu kapan Roy?" tanya Fia.

"Kapan yahh? Gue lupa sumpah. Yang jelas jauh sebelum lo sama Fariz putus" jelas Roy sambil menatap Nara.

Nara hanya diam. Ia sedari tadi mendengarkan penjelasan Roy. Kenapa mereka tidak memberitahunya tentang kelakuan gila Fariz?

"Raa lo gak papa?" tanya Fia.

"Kenapa kalian gak ngasih tau ini dari dulu?" tanya Nara dengan tatapan mata yang kosong.

"Kenapa kalian malah nyembunyiin semuanya dari aku? Kalian takut nantinya aku sakit hati karena kelakuan Fariz? Dengan kalian nyembunyiin semua ini dari aku, malah ngebuat aku kecewa sama kalian. Aku lebih baik sakit di awal dari pada harus diakhir kaya gini" ucap Nara dengan mata berkaca-kaca.

Flashback off!

Lamunan Nara buyar karena ada seseorang yang mengetuk pintunya. Ia langsung menghapus air matanya tak ingin orang itu curiga.

"Siapa?" tanya Nara.

"Ini gue" timpal Jingga.

"Masuk bang"

Jingga membuka pintunya. Ia melihat adiknya sedang duduk di sofa dengan jendela kamar yang masih dibuka.

"Kok jendela masih dibuka,udah malem de nanti masuk angin"ucap jingga yang langsung berjalan menuju jendela.

"Biarin bang,jangan ditutup"

Kemudian Jingga menghampiri Nara, ia duduk disamping Nara.

"Abang kesini dikit duduknya" ucap Nara meminta Jingga untuk merapatkan duduknya.

"Iya"

Setelah posisi mereka dekat. Nara langsung memeluk Jingga dengan erat. Sangat erat. Jingga membalasnya dengan senang hati.

"Dingin?" tanya Jingga.

"Enggak"

"Kenapa kok ngelamun,dia nyakitin kamu lagi?" tanya Jingga sambil sesekali Nara tersenyum paksa.

"Ternyata pacaran gak seperti yang aku bayangin" jelas Nara sambil tertawa kecil.

"Sakit ya Raa?"


••••

Anara[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang