Tujuh Puluh Satu

193 7 0
                                    

Saat ini ia sudah berada dirumah sakit. Menunggu seorang gadis yang ia bawa. Sudah satu jam lebih dokter memeriksa gadis itu, tapi sampai saat ini dokter ataupun suster tidak ada yang keluar dari ruangan gadis itu.

Ia terus menatap nanar pintu ruang yang bertuliskan 'Ruang IGD' dimana tempat seorang gadis masih terbaring lemah. Plis gue mohon bertahan Raa, batin Fariz.

Tak lama kemudian datang dua orang laki laki, dan satu wanita paruh baya. Mereka bertiga langsung menghampiri Fariz.

"Lo Fariz kan?" tanya Jingga. Yapp mereka adalah Jingga, Wiwi, dan Widianto.

Mereka tadi mendapat telepon dari Fariz, bahwa Nara dibawa kerumah sakit karena penyakitnya kambuh lagi.

"Iya bang" jawab Fariz.

"Gimana keadaan Anara?" tanya Wiwi dengan cepas.

"Belum ada informasi dari dokter ataupun suster tan" jelas Fariz.

"Ibu tenang dulu, Anara pasti akan baik baik aja" ucap Widianto mencoba menenangkan sang istri.

"Gimana ibu mau tenang yah, kita masih belum tau gimana keadaan Anara sekarang" jelas Wiwi.

"Bisa ikut gue sekarang?" ujar Jingga membuat Fariz menoleh kearahnya.

••••


"Lo bawa ade gue kemana?"tanya Jingga mengintrogasi Fariz.

"Ke pantai bang"

"Lo tau kan kalau Anara sakit, harusnya kalau lo mau ngajak dia ketempat begituan jangan sampai bikin dia kecapean" jelas jingga mencoba menahan emosinya.

"Gue ajak dia kepantai cuman duduk duduk aja dipasir sambil ngobrol, gue sama dia gak main lari larian bang" ucap Fariz berhenti.

"Gue juga kaget bang, dia tiba-tiba nundukin kepala,pas ditanya kenapa dibilang gak papa, pas dia ngangkat kepalanya dia udah mimisian, udah banyak darah yang netes ke baju dia" jelas Fariz.

Keduanya berhenti, tak ada obrolan lanjutan. Mereka saling diam, Jingga kira sewaktu Fariz membawa Nara pergi. Mereka melakukan hal yang akan membuat Nara kecapean. Ternyata itu hanya pikiran buruknya saja. Ia sudah salah sangka terhadap Fariz.

"Bang" panggil Fariz membuat jingga menoleh kearahnya.

"Apa Nara gak bisa sembuh?"

••••

Kini Fariz dan Jingga sudah berada didepan ruangan IGD. Tapi orang tua Jingga tidak ada disini. Apakah mereka sudah masuk keruangan itu? Semoga saja Nara membaik, batin Jingga.

Tak lama kemudian pintu terbuka, dan terlihat Wiwi dan Widianto keluar dari ruang IGD. Jingga langsung menghampiri orang tuanya.

"Gimana keadaan Anara?" tanya Jingga.

"Dia masih kritis" balas Widianto.

Pernyataan Widianto membuat Jingga hampir ambruk. Tubuhnya terasa lemas mendengar itu. Ia harap Anara akan baik baik saja setelah ini.

Gue tau lo kuat de, gue minta lo bertahan buat ayah, ibu, gue, dan buat Devan, gue gak mau kehilangan lo, batin Jingga.

"Kalo kamu mau liat Anara, masuk aja" kata Wiwi kepada putranya. Kemudian Jingga berjalan menuju ruang IGD tersebut.

••••


"Saya sudah tau semuanya tentang kamu, tentang keluarga kamu, tentang hubungan kamu dan Anara" ucap Wiwi membuat Fariz kaget.

"Maksud tante?" tanya Fariz.

"Kamu mantan pacar Anara kan?" tanya Wiwi membuat Fariz terdiam.

"Tenang aja gak usah takut, saya gak bakal macem-macem sama kamu" ucap Wiwi sambil memberikan senyuman kepada Fariz.

"Jadi kenapa kamu putus sama Anara?" tanya Widianto mulai angkat bicara.

Lagi lagi Fariz hanya bisa diam. Bagaimana ini apakah ia harus menceritakan alasan ia putus dengan Nara? Apakah ia harus memberi tahu orang tua Nara tentang kelakuan gilanya? Fariz yakin jika ia menjelaskan alasan mereka putus orang tua Nara akan marah besar kepadanya.

"Kenapa diem? Kita udah tau semua kok tentang kamu dan Nara, gimana awal kalian deket sampai kalian putus kita tau" jelas Wiwi.

"Kamu tau gak, setau ibu kamu itu pacar pertamanya Anara. Dia gak pernah tuh cerita tentang laki-laki sama ibu. Dia lebih tertutup jika urusan dengan laki-laki. Setau ibu dia juga banyak yang suka, tapi anehnya dia gak pernah ngerespon satupun cowok yang ngejar dia, katanya sih malas" ucap Wiwi sambil tertawa kecil.

"Tapi saat denger dia deket sama temen sekelasnya ibu seneng banget. Untuk sebelumnya Anara gak pernah cerita soal kamu, soal hubungan kalian, bahkan Jingga pun menyembunyikan itu dari ibu dan ayah. Kita tau semua itu sendiri. Semua yang bersangkutan dengan Anara kita tau. Tentang alasan kalian putus juga tau" Jelas wiwi panjang.

"Maaf" ucap Fariz.

••••

Anara[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang