Lima puluh tiga

192 6 0
                                    

Bel masuk sudah berbunyi 15 menit yang lalu. Tapi Nara tak kunjung juga datang. Hal ini yang membuat teman-temannya bingung.

"Ehh bel masuk udah lama,tapi si Nara kenapa gak dateng dateng sih". Keluh Agnes.

"Atau mungkin dia gak sekolah?" timpal Vina.

"Masa iya gak ngabarin sama sekali" tukas Agnes.

"Gue juga gak gau, gue udah telpon dia lebih dari sepuluh kali dan sama aja tetep handphone dia gak aktif" jelas Fia.

"Eh kira kira si Fariz tau gak yah" ucap Agnes.

"Maksud lo apa?" tanya Fia ketus.

"Yakali aja dia tau Nara kemana" balas Agnes.

"Ehh kambing, kalo misal dia ada perlu pasti izinnya sama walikelas, atau gak kita, yaa mungkin yang paling deket sama dia, bukan si Fariz, Nara udah gak ada hubungan apa apa sama Fariz" balas Fia.

"Yakan siapa tau" timpal Agnes.

"Sumpah gue jadinya khawatir. Dia gak ada kabar sama sekali. Gue takut dia kenapa-kenapa" ucap Vina.

"Lo kayak sama pacar aja Vin" tukas Agnes.

"Atau mungkin dia marah sama kita karena kemarin?"

••••

Nara tidak sekolah untuk pertama kalinya. Sungguh ini membuat ketiga sahabatnya khawatir.

Pasalnya Nara tidak pernah seperti ini. Mereka takut terjadi sesuatu hal buruk pada Nara.

Saat ini mereka akan menemui Jingga, kakaknya Nara. Mereka yakin jika Jingga tau dimana Nara sekarang. Semoga saja Jingga ada.

"Halo kak" sama Vina.

"Iya kenapa dek?" tanya seorang perempuan.

"Kak Jingga nya ada?" tanya Vina dengan hati hati.

"Ohh Jingga? Dia gak sekolah dek, gak tau kenapa gak ngasih kabar soalnya" jelas kakak kelasnya itu.

"Ohh gitu yah kak, kalo gitu makasih maaf ganggu" timpal Agnes.

"Iya"


••••

Setelah pergi dari kelas Jingga. Mereka kembali ke kelasnya dengan perasaan yang bingung.

Nara gak sekolah. Jingga juga gak sekolah. Dan alasannya pun sama, sama-sama gak ada keterangan.

"Gue makin gak ngerti sama mereka kenapa sama-sama gak sekolah, atau mungkin keluarga Nara lagi liburan kali yah" pikir Vina.

"Masa iya gak sempet buat ngabarin, kan absen dia jadi alpa" tukas Fia.

"Au ah pusing gue sama lu Raa"  keluh Vina dengan gusar.

Tak lama setelah itu tiba-tiba seorang guru datang.

••••

Disisi lain seorang laki-laki sedang melamun. Ia tidak sadar jika sedari tadi guru didepan memanggil namanya.

"Fariz"

"Fariz Adrianto" ucap guru itu lagi dengan nada sedikit lebih keras.

"Iya bu kenapa?" tanya Fariz kaget.

Lamunanya buyar seketika, saat guru itu memanggil nya.

"Kamu sakit?" tanya guru itu.

"Enggak bu" balas Fariz.

Fariz kemudian mengusap wajahnya gusar. Ia tidak mengerti dengan pikirannya sekarang.

"Lo kenapa?" tanya Rama.

Dan Fariz hanya diam tak menjawab pertanyaan Rama. Sebenarnya ia mendengar ucapan Rama tadi.

Hanya saja ia malas untuk menjawabnya. Lagi pula ia sendiri juga tidak mengerti kenapa dia seperti ini.

"Lintang Mita Febian"panggil guru itu.

"Hadir bu" balas Mita.

"Mishella Anara Senja?" panggil guru perempuan itu.

Namun tak ada sahutan sama sekali dari si pemilik nama itu. Ahh ia baru sadar jika Nara absen hari ini.

"Kemana dia?" tanya guru itu.

"Gak tau bu" jawab Rizky.

"Dia gak ngasih surat,atau kabar gituh sama kalian?"

"Enggak bu" jawab murid serempak.

"Fariz lo tau gak Nara kemana?"

Pertanyaan itu keluar dari mulut Agnes. Apa maksudnya menanyakan itu padanya. Ia bahkan tidak tau Nara kemana.

"Lo ngapain sih nanya dia" timpal Fia sambil memberi tatapan tajam pada Agnes.

"Yaelah Nes, mana mungkin Nara ngasih kabar sama dia. Orang pas mereka lagi pacaran aja, dia gak pernah nganggap Nara sebagai pacarnya" Jelas Bian dengan senyum meremeh pada Fariz.

Penjelasan Bian membuat seisi kelas menjadi hening. Semua siswa menoleh kearah Fariz.



••••

Anara[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang