Tiga puluh enam

199 7 0
                                    

Hari minggu. Hari yang ditunggu-tunggu semua orang. Hari yang tepat untuk merehatkan pikiran.

Hal yang ingin Nara lakukan saat ini adalah bersantai dirumah. Tapi sepertinya itu mustahil.

Sedari tadi Jingga maksa Nara untuk mengantarkannya ke Mall. Entalah apa yang akan dibeli abangnya ini.

Nara menolak ia sangat malas berpergian ketempat ramai untuk saat ini. Ia ingin berdian diri dirumah.

Tapi karena ibunya memintanya untuk menemani jingga, yasudah pupus sudah harapan Nara menikmati rebahan hari ini.

Kini mereka sudah berada di mall. Ternyata jingga membeli satu sepatu. Sudah itu saja. Ia pikir banyak barang yang akan dibeli. Rupanya cuman sepasang sepatu setelah tadi ia dipaksa?

"De mampir dulu yuk kesana,laper nihh" ucap jingga.

"Iya"

Kemudian mereka berdua pergi kesebuah tempat makan yang ada di Mall ini.

Mereka menikmati pesanan mereka. Mereka tertawa, bahkan sesekali Jingga menjaili Nara.

"Bang beliin Anara novel yah" pinta Nara.

"Buat apa,novel dirumah udah banyak?"

"Bodoh! Ya buat dibaca lah" ucap Nara dengan geram.

"Apa hah kamu tadi bilang apa?" tanya.

"Enggak enggak,ayo beliin yah baru terbit soalnya"

"Iya iya"

Setelah membayar makanan yang tadi dimakan. Mereka pergi meninggalkan tempat makan itu.

"Bang udah nihh" ucap Nara dengan dua novel ditangannya.

"Udah cuman dua?"

"Iya"

"Yakin gak bakal nambah lagi novelnya?" tanya jingga.

"Enggak,udah ini aja"

Dia sangat gemes dengan adik perempuan nya ini. Ia tidak pernah meminta yang aneh-aneh. Tidak seperti perempuan lainnya.

Apalagi diajak ke tempat seperti ini. Banyak perempuan yang minta dibelikan ini itu. Tapi itu tidak ada dalam diri adiknya ini.

Beruntung banget yang dapet hati lo de, semoga nantinya orang itu gak bikin lo kecewa, batin Jingga.

Sesekali ia mengacak pucuk rambut Nara. Ia benar-benar sangat gemas dengan adiknya ini.

"Yaudah kita kekasir" ucap jingga sembari merangkul Nara kemudian mereja pergi menuju kasir untuk membayar novel yang di beli Nara.

••••

Disisi lain sedari tadi seorang laki-laki sedang merekam apa yang dilakukan seorang gadis dengan laki-laki yang bersamanya itu.

Ia mengikuti mereka dari tempat makan hingga ke tempat buku. Ia tau siapa gadis itu.

Dia adalah pacar temannya. Dia pernah melihat wajah gadis itu saat temannya memperlihatkan sebuah foto padanya.

Tapi ia tidak tau siapa laki-laki yang sedang bersamanya. Setahunya mereka belum putus. Lalu kenapa gadis itu jalan dengan laki-laki lain?

••••

Anara[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang