Dua puluh Enam

191 4 0
                                    

"Oke setelah gue puter botol ini,yang ketunjuk harus jawab truth or dare!" ucap Biam yang kemudian memutar botol tersebut.

Saat ini kelas X TKJ 1 masih menikmati jamkosnya. Mereka mengisi waktu mereka dengan permainan truth or dare.

Banyak anak-anak kelas ini yang mengikuti permainan itu. Salah satunya Nara. Nara takut jika botol itu akan berhenti dan menunjuk dirinya.

Dan untuk putaran pertama dimenangkan oleh Agnes.

"Baru aja putaran pertama udah nunjuk gue" keluh Agnes.

"Truth or dare?" tanya Bian.

"Dare!" jawab Agnes dengan keras.

"Bilang i love you sama Dino" Suruh Bian.

"Ahh elah lu mah gak bermutu banget dare nya" timpas Agnes.

"Cepetan" ucap Bian.

Agnes kemudian menghampiri Dino,yang sedang duduk sendirian dibelakang. Teman-temannya kini sedang memperhatikan Agnes,apakah ia bisa menjalankan dare nya?

"Din gue dapet dare nih, lo jangan baper yah" ucapan Agnes berhenti kemudian ia menoleh pada teman-temannya yang sedari tadi sedang memperhatikannya.

"I love you Dino" ucap Agnes yang kemudian langsung pergi meninggalkan Dino dan kembali bergabung dengan temannya.

Semua teman-temannya menertawakannya. Dino merupakan satu satunya murid di kelas X TKJ 1 yang jangan bergabung dengan teman sekelasnya. Dia pendiam,bahkan untuk berbicara pun jarang.

Seperti Bian. Ia tidak pernah melihat Dino berbicara. Alhasil ia pernah menyebut Dino bisu. Tapi Dino tak membalas ia hanya diam saja.

"Gila lo yahh, kalo dia naksir gue gimana coba" keluh Agnes dengan kesal.

"Biarin tandanya lo laku,masih mending ada yang mau sama lo" tukas Bian.

Kemudian mereka melanjutkan permainan tadi. Sudah banyak yang menjadi korban Bian saat ini.

Nara senang karena botol itu selalu nunjuk teman-temannya. Ia takut jika akan menjadi korban Bian yang selanjutnya.

Dan apakah ini hari sial bagi Nara? Setelah Bian mutar botolnya,botol itu akhirnya menunjuk pada Nara.

"Yess akhirnya lo dapat juga Raa, dari tadi kek gue aja udah dua kali" ucap Reihan.

"Truth or dare?"

"Truth!" jawab Nara.

"Hal apa yang paling lo takutin?"Tanya Bian dengan senyum jail.

Astaga.

Kenapa pertanyaan Bian seperti ini? Apakah ia sudah tau?

"Gak asik lo yan nanya gituan,mending ganti pertanyaan biar gue aja" timpal Reihan.

"Udah diem Han,dengerin jawaban Nara" jelas Bian.

Apa maksudnya? Pikir Reihan.

Semua menoleh terhadap Nara. Ia sangat gugup. Apakah ia harus jujur?

"Udah ganti aja" Ucap Reihan.

"Aku takut jatuh cinta"

Semua teman-temannya menoleh pada Nara. Meraka syok dengan pengakuan Nara itu.

Nara takut jatuh cinta? Batin Fariz.

Teman-temannya bingung,baru pertama kali mereka mendengar pengakuan seseorang seperti itu.

"Kenapa?" tanya Fariz.

"Udah wey,satu putaran satu pertanyaan bangke" tukas Reihan.

Dan putaran selanjutnya,berhenti lagi di depan Nara. Apa-apaan ini?

Sekali lagi apakah ini hari sial bagi Nara?

Kali ini Bian meminta Fariz untuk bertanya terhadap Nara.

"Truth or dare?"

"Truth"

"Kenapa lo takut jatuh cinta?"

Pertanyaan Fariz membuat Nara bungkam. Kenapa ia bertanya seperti itu?

"Karena aku mudah jatuh cinta"

••••


Lagi-lagi malam ini sama dengan malam-malam sebelumnya. Bahkan setiap waktunya selalu saja begini.

Sepi!

Namun sesaat kemudian pikirannya tiba-tiba dilintasi Nara. Ia mengingat ucapan yang Nara bilang tadi disekolah.

"Dia takut jatuh cinta, karena mudah jatuh cinta" ucapnya bingung.

'Ahh bangs*t kenapa gue mikirin dia lagi' batin Fariz.

••••

Anara[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang