"Jangan ngelamun" sahut Devan membuat Nara mendongkak dan menoleh kearahnya.
"Ngelamunin apa?" tanya Devan sambil menarik tangan Nara dan menggengganya.
"Enggak ada" balas Nara dengan parau.
"Yaudah kamu istirahat lagi aja"
"Temenin aku yuk" ujar Nara.
"Kemana?" tanya Devan dengan wajah bingung.
"Aku mau ke taman pinggir rumah sakit bentar" jawab Nara.
"Mau ngapain? Gak boleh macem macem banyakin istirahat biar cepet sembuh" jelas Devan.
"Aku gak bakal sembuh kak" ucap Nara dengan lirih.
Ucapan Nara mampu membuat Devan terdiam. Ia menjadi bungkam setiap kali Nara mengucapkan kalimat itu. Lagi lagi kalimat itu membuat hatinya hancur seketika.
"Hmm kak plis,sebentar aja yahh. Nanti kalo ibu,ayah, sama bang Jingga nanya aku yang bakal jelasin kok" jelas Nara.
"Kak plis, tiga puluh menit aja deh" pinta Nara dengan mata yang disengaja berkaca-kaca.
"Kelamaan Senja, lima belas menit aja" tawar Devan sembari menatap Nara.
"Dua puluh lima menit deh"
"Lima belas"
"Dua puluh deh,yah kak plis" pinta Nara lagi.
"Lima belas menit atau enggak sama sekali" ujar Devan.
"Iya deh iya, lima belas menit" ucap Nara dengan wajah cemberutnya membuat Devan gemas melihatnya.
Sebenarnya ia tidak bisa menolak permintaan gadisnya ini. Tapi bagaimana pun juga keadaan Nara belum sembuh total.
"Pake dulu jaketnya diluar anginnya kenceng" ucap Devan.
"Kan ini udah pakek cardygan" timpal Nara sembari meluruskan kedua tangannya.
"Gak pokoknya harus pake jaket, nih punya aku aja" ujar Devan sembari memberikan jaket kesayangan miliknya itu kepada Nara, dan Nara pun menerimannya dengan senang.
Harum!
Aroma parfum Devan menyeruak masuk dalam penciuman Nara. Ia tau aroma khas laki-lakinya ini. Ia dapat merasakan perbedaan aroma parfum Devan dengan pria lain.
"Udah gak usah dicium cium terus, jaketnya emang wangi kok" sahut Devan.
Sial! Rupanya Devan tau ia sedang mencium aroma parfum miliknya. Sungguh ini membuat Nara malu seketika.
"Yaudah ayo, katanya mau ke taman"
••••
Hembusan angin menerpa wajah pucat milik seorang gadis ditaman rumah sakit ini. Sekarang ia sedang bersama seseorang yang ia cintai. Devan Hendinata namanya. Nara tidak menyangka jika ia akan bisa dibersamakan Devan.
Dulu ia pernah dibersamakan dengan seseorang yang ia pernah cintai. Rasanya ia sangat bahagia saat itu. Terlebih itu adalah cinta pertamanya. Dia adalah Fariz Ardianto.
Dulu Nara sangat mencintai pria itu. Menaruh segala harap, memberi segala kepercayaan, namun semua itu hilang, hancur dan rusak. Saat itu perasaanya seolah diobrak-abrik, dibuang paksa, dan dihancurkan, hingga tak terbentuk, semenjak kejadian? Ahhh sudah ia tidak ingin mengingat hal itu.
"Kalo kesini cuman mau ngelamun doang mending diruang rawat aja" sahut Devan membuat Nara kaget.
Gadis ini terdian beberapa saat, seketika ia langsung menoleh kearah Devan dan menatapnya dengan lekat.
"Nara sayang kak Devan"
••••
KAMU SEDANG MEMBACA
Anara[END]
Teen FictionNamaku Anara. Aku gadis lemah yang baru merasakan cinta pertamaku. Aku gadis biasa yang mampu membuat Fariz Ardianto menyesal karena telah menyia-nyiakanku. Aku gadis polos yang berhasil membuat es itu mencair dalam diri Devan Hendinata. Inilah ti...