Tiga Belas

287 13 0
                                    

Seorang gadis tengah berbaring dikasurnya. Sedari tadi ia terus memperhatikan handphonenya itu.

Dia sangat gabut sebenarnya. Tak ada hal penting baginya. Kenapa ia terus mengecek handphonenya?

Beberapa saat kemudian ia melihat postingan milik seseorang, dia adalah Fariz. Nara berpikir siapa yang dimaksud Fariz, Apakah dirinya?

Astaga.

Kenapa Nara berpikir seperti itu. Lagi pula ia hanya teman biasa dengan Fariz,tak lebih dari itu.

Nara berniat untuk mengopas postingan Fariz itu.

#Note author!!
Postingan Fariz ada di sampul part ini:') sempetin buat liat yah,mksih ^^

Nara :
Cps.

Fariz :
Silahkan.
Btw lo lagi deket sama siapa Raa?

Nara :
Privasi donggg;v

Fariz :
Ahh gak enak lah maen privasi-privasi:(

Nara :
Emang yang kamu maksud itu siapa?

Fariz :
Nila.
Gue lagi deketin dia awas aja kalo lu comel.

Nara :
Ohh

Fariz :
Cuman oh doang?

Nara kaget, ia tidak percaya jika Fariz sedang mendekati temannya sendiri. Bahkan chat dari Fariz itu hanya dibaca saja,ia tidak membalasnya.

Ia pernah melihat Fariz duduk berdua dengan Nila. Tapi ia tidak berpikir sampai kesitu.

Ia tidak menyangka. Apakah ini benar? Rasanya ia sangat kecewa dengan Fariz. Tapi apa hak nya untuk kecewa?

Bahkam ia tidak berhak untuk marah sekalipun. Apa hubungannya dengan Fariz?

Ahh shit!

Tadi ia berpikir jika yang di maksud Fariz adalah dirinya. Ternyata temannya. Rasanya Nara sangat malu. Kenapa tadi ia berpikiran seperti itu?

Tanpa dia sadari air matanya mulai jatuh. Kenapa ini? Dia menangis? Karena hal apa dia menangis?

Entahlah Nara juga bingung pada dirinya sendiri. Apakah ia sudah menyukai Fariz? Bukankah ia menyukai Devan?

••••

Nara pergi kesekolah dengan perasaan yang ia sendiri tak bisa memahaminya. Tentang obrolah di chatnya dengan Fariz tadi malam. Entahlah mungkin karena itu.

Nara terus berusaha agar bersikap biasa saja terhadap Fariz. Ia tidak ingin persahabatannya rusak karena Nara menyukainya.

Sekarang Nara sadar. Jika ia menyukai teman satu kelasnya ini. Tapi ia akan berusaha untuk melupakan laki-laki itu. Ia tidak ingin Fariz gagal mendekati Nila.

Lagi pula itu ketakutan Nara, yap satu ketakutan Nara adalah jatuh hati dengn teman sendiri. Dan apakah ia sudah benar-benar menyukai Fariz?

Saat ini Nara sedang berdua bersama Fariz. Pasalnya Fariz sedang meminta pendapat dari Nara.

Fariz bercerita jika Nila sedang merajuk padanya. Dan tanpa Fariz ketahui saat ini Nara sedang mencoba menahan raut mukanya agar biasa saja.

"Raa, gimana ini bantuin dong" pinta Fariz.

"Yaa gimana, orang dia sifatnya gitu. Dia cuek bukan sama kamu doang. Kita yang cewek-cewek juga kadang dia suka cuekin" jelas Nara.

"Terus gimana?" tanyanya lagi.

"Udah sekarang gimana kamu aja. Kamu mau tetep perjuangin dia juga silahkan gak ada yang ngelarang. Tapi inget berjuang sewajarnya aja. Karena yang berlebihan itu gak baik" jelas Nara dengan panjang, ia mencoba menahan amarahnya. Tapi sepertinya Fariz berpikir jika ada sesuatu yang ditutupi Nara.

"Lo kenapa Raa?" Tanya laki-laki itu.

"Hmm apanya? udah yah aku mau keluar nyamperin anak anak yang lain" ucap Nara melenggang pergi keluar kelasnya.

Nara duduk di samping Ratna. Entahlah rasanya ia ingin menangis mendengar cerita Fariz tadi.

Akhirnya buliran buliran air keluar dari mata seorang gadis. Ia tak menyadari itu,ia melamun dan kemudian dikejutkan oleh temannya.

"Nara kenapa?"

"Raa kok nangis?"

"Nara ada apa?"

"Anara kenapa nangis? Cerita sama kita kita".

Itulah pertanyaan-pertanyaan yang diucapkan teman-temannya. Nara hanya menggeleng tak berkata apupun. Ia malu kenapa akhir-akhir ini ia sangat cengeng?

"Nara tadi bareng sama Fariz terus, dan sekarang kok Nangis, kenapa dia mutusin kamu?" tanya Ratna sambil mengusap pelan bahu Nara yang kini sedang dipelukannya, yaa Nara menangis dipelukan Ratna tapi itu bisa dilihat oleh teman-teman lainny.

Nara kaget kenapa temanya ini berpikir seperti itu. Padalah ia tidak ada hubungan apapun dengan laki-laki itu. Bahkan jika pun dia benar-benar menyukai Fariz, mungkin cintanya itu hanya sepihak.

"Enggak kok, aku cuma pengen nangis aja" ucap Nara dengan senyum terpaksa.

"Lo ini aneh Raa" ucap Fia dan Nara hanya terkekeh mendengarnya.

Kemudian Nara melihat kesisi lain. Nara sangat kaget,rupanya disitu ada Nila. Apakah dia mendengar apa yang diucapkan Nara tadi?

Bagaimana kalau Nila denger?
Astaga,kenapa dia tidak sadar jika ada Nila.

••••

Anara[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang