Dua Belas

285 13 0
                                    

Saat ini Nara berada didalam lab komputer. Gurunya menjelaskan tentang cara pembersihan CPU.

Kemuadian gurunya itu meminta untuk membuat kelompok dengan jumlah anggota 5 orang. Dengan anggota kelompok yang diatur oleh murid-muridnya sendiri.

Setelah pemilihan anggota selesai. Nara kebagian kelompok bersama. Agnes, Rizky, Reihan, dan Fariz.

Dia satu kelompok dengan Fariz? Bagaimana ini? Ini untuk pertama kalinya mereka satu kelompok.

Tak lama kemudian bel pulang sekolah pun berbunyi. Semua siswa keluar dari kelasnya.

Tak kalah pula Nara dan teman-temannya, mereka keluar dari lab komputer itu.

Semua berhambura keluar Lab dan mengambil sepatu masing-masing yang tersimpan di rak sepatu.

Saat Nara mengambil sepatunya,tiba-tiba Nara dikagetkan oleh seseorang yang sedang melihat kearahnya.

Apakah dia memperhatikan Nara?
Atau Nara yang terlalu berlebihan?

Setelah ia mengambil sepatunya. Nara duduk bersama teman-temannya di pinggiran Lab komputer.

Astaga, seseorang itu masih melihat kesini!

Nara pun tak ingin merasa ge-er kemudian ia bertanya pada salah satu temannya.

"Naa, kak Devan ngeliatin ke sini?" Tanya Nara. Seseorang itu adalah Devan.

"Dimana Raa?" Tanya Ratna. Temannya ini sudah tau jika Nara mengagumi kakak kelas itu.

"Itu diatas" ujar Nara yang terus menunduk seolah sibuk dengan sepatunya.

"Astaga, Nara bener dia ngeliatin kamu" ucap Ratna keras.

"Ratnaa, aku nanya dia ngeliat kesini bukan dia liatin aku atau enggak" ucap Nara geram, dan Ratna hanya senyum cengengesan saja. Sabar,batin Nara.

"Ciee ada yang liatin"

"Aihh diperhatin cogan"

"Asikk ada yang suka Nara"

"Wahh Nara baper nihh"

"Yahh gue kalah sebelum berjuang"

"Udah gitu kalahnya sama kakak kelas lagi"

"Hati abang sakit de"

Begitulah sebagian kalimat yang diucapkan teman-temannya. Nara hanya membalas mereka dengan senyuman. Jujur ia tidak ingin teman-temannya tau jika sebenarnya ia sangat senang.

Kenapa tidak?
Orang yang disukai memperhatikan dirinya?

Tanpa sepengetahuan meraka. Ada seseorang yang merasa tidak suka jika ada yang memperhatikan Nara.

Apa-apaan ini?

Apakah ia cemburu?

Benarkah ia cemburu?

Ia pun merasa sudah sangat badmood. Kemudian pergi tanpa berpamitan kepada teman-temannya.

"Yaudah Raa, kita pulang duluan" ucap Agnes dan Nara pun hanya mengangguk.

"Lo bareng siapa Raa?" tanya Fia,yang mulai berdiri dari duduknya.

"Aku nunggu teman dulu, katanya dia mau bareng" jelas Nara.

"Okesip dehh, by Raa" ucap Agnes.

"Iya, hati hati" ujar Nara.

••••

Setelah sampai dirumahnya, Fariz langsung menjatuhkan tubuhnya ke temoat tidurnya. Entahlah rasanya yang ia lihat tadi membuat moodnya rusak saat itu juga.

Ahh gue kenapa sihh? Gerutu Fariz dalam hatinya sambil menjambak kasar rambutnya sendiri.

Ia tidak mengerti dengan perasaannya sekarang. Rasanya ia tidak rela melihat Nara diperhatikan pria lain. Lagi pula ada urusan hal itu dengannya?

Fariz mentap nanar kearah jendelanya. Sesekali ia menghembuskan napasnya dengan keras. Apa yang membuatnya menjadu seperti ini?

Rasanya dalam keadaan seperti ini, ia sangat butuh seseorang untuk menenangkan pikirannya. Namun, siapa orang itu? Siapa orang yang dapat menenangkan hatinya?

Nara, batin Fariz.

Satu Nara yang tiba-tiba terlintas dipikiran Fariz. Kenapa malah gadis itu yang muncul dipikirannya?

"Ahh sumpah gue gak ngerti sama pikiran gue sendiri, kenapa dia yang muncul nyet, sialan" ucap Fariz seperti orang berteriak, ia tidak peduli dengan neneknya yang akan mendengar teriakannya itu.

"Apa gue udah mulai suka beneran sama dia?"

••••

Anara[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang