Dua Puluh Delapan

188 5 0
                                    

"Assalamualaikum" salam Nara.

"Waalaikumsalam,udah pulang de" balas Wiwi.

"Iya bu,Anara ke kamar dulu yah" ucap Nara langsung pergi ke kamarnya yang berada di lantai dua.

30 menit kemudian ia kembali keluar dari kamarnya. Ia baru saja membersihkan dirinya. Dan pergi menuju ruang tv.

"Bu ayah belum pulang?" tanya Nara.

"Belum de"

"Raa ajakin kerumah lagi yahh pacarmu itu?"

"Siapa? Anara gak punya pacar bu"

"Yang waktu itu nganterin kamu pulang, suruh main kesini lagi"

••••

"Ibu tutup pelajaran hari ini,selamat siang"

"Siang bu" balas murid-murid serempak. Kemudian guru tersebut berjalan meninggalkan kelas itu.

"Raa ngantin yuk" ajak Agnes.

"Gah ah males"

"Yaudah gue sama Fia ke kantin dulu"

"Iya"


"Gak ke kantin Raa?" tanya Fariz.

"Enggak"

"Kenapa?"

"Males" balas Nara.

Kemudian keduanya terdiam. Hening yang mereka rasakan. Dan tiba-tiba Fariz menjaili Nara dengan mengusaap tengkuk Nara.

Alhasil sekarang mereka malah saling berbalas, tertawa. Sampai banyak pasang mata yang melihat kedekatn mereka.

Tiba-tiba saja mereka berhenti, dengan tangan yang saling menggenggam. Entahlah apa yang mereka rasakan, yang jelas genggaman itu begitu hangat untuk Nara.

Keduanya saling menatap. Tatapan mereka bertemu hampir satu menit.

"Gue suka lo Raa" ucap Fariz.

Kemudian Nara langsung melepaskan ganggaman tangan Fariz. Dia bungkam karena ucapan Fariz.

"Kenapa lo belum suka sama gue?" tanya Fariz dan lagi-lagi Nara hanya diam.

"Kasih gue kesempatan buat bikin lo bahagia Raa" ucapnya lagi.

Nara menoleh pada Fariz,terlihat wajah manis pria di sampinya ini.

"Bukannya kamu suka sama Nila?" tanya Nara.

"Dia udah sama yang lain. Gue baru sadar kalo sebenernya gue lebih suka sama lo dari pada Nila"

"Ck,bullshit" decak Nara.

"Gue serius Raa,saat Nila lebih milih cowok itu yang gue rasain b aja, dan saat lo dianter Devan ke kelas, diperhatiin Devan di depan lab, gue cemburu Raa. Awalnya gue gak ngerti sama perasaan gue sendiri,yang jelas gue gak suka ada yang coba buat lu nyaman" jelas Fariz.

"Kasih gue kesempatan Raa,pliss"

"Tapi aku gak seperti perempuan lainnya"

"Gapapa, gue gak mikirin itu"

"Persetanan jika laki-laki gak milih-milih wanita,apalagi fisiknya" decak Nara.

"Percaya sama gue Raa,gue bener-bener serius"

"Aku takut serius kamu cuman sesaat" timpal Nara.

"Gak bakal, percaya sama Fariz"

"Bisa bikin aku percaya untuk kedepannya jika serius kamu gak sesaat?"

"Insyaallah Raa" ucap Fariz.

Nara hanya diam pandangannya pun menuju arah lain tak sama sekali melihat Fariz.

"Jadi gimana jawabannya?" tanya Fariz.

"Sebelum aku jawab, kamu pasti sudah tau jawabannya" timpal Nara.

"Apa?" tanya Fariz.

"Iya"

"Serius?" tanyanya lagi,dan Nara hanya mengangguk.

"Makasih Raa,mulai sekarang kalo ada apa-apa bilang,jangan ada privasi-privasi lagi yahh" jelas Fariz.

"Iya" balas Nara.

Sungguh yang Nara rasakan saat ini adalah bahagia sekaligus gugup bukan main,pasalnya sekarang jantungnya tak henti-henti marathon.

Beberapa menit yang lalu dia sudah resmi berpacaran dengab Fariz. Ini untuk pertama kalinya dia dimiliki seseorang untuk pertama kalinya memiliki seseorang.

Entalah bagaimana kedepannya. Ia juga agak bingung, sebelumnya ia belum pernah pacaran.

Dan sekarang dia sudah resmi berpacaran dengan Fariz. Ahh rasanya bahagia sekali, batin Nara.

••••

Anara[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang