Tiga Puluh

190 5 0
                                    

"Pagi ayahh" ucap Nara dengan semangat.

"Pagi sayang" balas ayahnya.

"Ibu kemana yah?" tanya Nara sembari mengoleskan selai coklat ketas rotinya.

"Hallo Jingga yang ganteng mau sarapan" ucap seorang laki-laki yang sedang berjalan menuru tangga.

"Pergi kebutik katanya ada yang perlu diambil" balas ayahnya karena terpotong oleh Jingga.

"Abang udah mulai sekolah?" tanya Nara.

"Iya" balas Jingga.

"Ohh,yaudah yah Anara berangkat sekolah dulu" ucap Nara.

"Ehh tunggu lo bareng gue de" timpal Jingga.

"Enggak, aku mau minta dianterin si Abah aja" teriak Nara yang kemudian berjalan keluar rumah.

"Jingga berangkat yah" ucap jingga yang kemudian pergi meninggalkan ayahnya diruang makan sendirian.

"Hati-hati"

••••

"Tunggu,elahh bareng gue de" pinta Jingga sambil menarik tangan Nara.

"Enggak,nanti ada yang salah paham"

"Emang lo udah punya pacar pake ada yang salah paham segala?"

"Yaa kan bang Jingga banyak fansnya, nanti mereka tau aku adiknya bang Jingga gimana? Kalo kejadian yang dulu terjadi gimana?" tanya Nara dengan panjang.

"Heyy denger,kalo sampe ada yang nyakitin lo gue gak bakalan diem. Gue sayang lo de" jelas Jingga.

"Tapi Anara takut bang"

"Gapapa ada gue yang jagain lo. Lo berangkat bareng gue yah?"

••••

Minggu lalu mereka sudah mengikuti ujian. Untuk minggu ini hanya perbaikan nilai bagi siswa yang nilainya dibawah rata-rata.

Untungnya Nara nilainya tak ada yang di bawah rata-rata. Jadi ia bisa bersantai. Dan sesekali ada temannya yang menanyakan ini itu kepadanya seputar tugas perbaikan mereka.

"Oke Raa,thanks yahh" ucap Rina,salah satu temannya.

Setelah Rina pergi, ia hendak untuk menghampiri Fariz. Laki-laki sedang berbicara dengan Rizky.

"Udah selesai remidialnya?" tanya Nara.

"Udah Raa,untungnya cuman satu" balas Fariz.

"Yang namanya untung,gak bakal ada remidial Fariz." timpal Nara.

"Iya dehh" ucap Fariz geram dengan Nara. Sesekali ia mengacak pucuk rambut nara pelan.

"Pinjem hpnya bentar"pinta Nara.

"Buat apa?"

"Mau liat ig,kali aja nemu filter yang bagus kan bisa di coba" ucap Nara sambil tertawa kecil.

"Yaudah nihh,ig aja yah" ucap Fariz sambil memberikan handphonenya kepada Nara.

Nara menerimanya,kemudian ia mulai membuka aplikasi instagram milik Fariz itu.

Namun tujuan Nara sebenarnya buka untuk selfi di instagram. Ini hanya alasan semata. Ia ingin mengetahui isi wattshap milik laki-lakinya ini.

Namun ternyata Nara ketahuan oleh Fariz. Ia sedang melihat isi whatsapp miliknya.

"Lo apa-apaan sih Raa,bilangnya mau ke ig ngapain lo liat whatsapp gue?" bentak Fariz membuat seisi kelas memperhatikannya.

"Ada apa itu?"

"Fariz bentak si Nara?"

"Lahh kenapa si Fariz bentak tuh cewek?"

Nara diam tak menjawab pertanyaan Fariz. Jujur saat ini ia sangat kaget kenapa Fariz membentaknya?

Nara paling tidak suka kalau sudah dibentak. Lagi pula mana ada wanita yang mau dibentak oleh laki-laki, apa lagi ini pacarnya sendiri, pikir Nara.

"Maaf" ucap Nara kemudian mulai bangkit dari duduknya.

"Raa gue minta maaf,gue gak maksud buat bentak lo" ucap Fariz.

Nara hanya diam. Ia terus melanjutkan langkahnya,bahkan saat Fariz menarik tangannya pun dia mencoba melepaskannya.

"Gue kelepasan Raa,maaf"

"Iya" jawab Nara sambil menepis tangan Fariz.

"Gue takut nanti kak Wirman nelpon gue Raa" jelas Fariz.

"Iya"

"Gue bener-bener minta maaf Raa"

"Udahlah, katanya takut kak Wirman nelpon,udah sana"

"Raa kan gue udah minta maaf"

"Iya" ucap Nara kemudian pergi keluar kelas meninggalkan Fariz dan Rizky.


••••


Anara[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang