Lima Puluh Satu

211 6 0
                                    

"Good morning everybody" ucap Agnes dengan heboh.

"Berisik kambing" timpal Vina dengan sedikit kesal.

"Yee bukannya dibales malah pada diem" tukas Agnes sambil menatap dengan sinis kepada teman-temannya.

"Good morning puass" balas ketiganya dengan mada kesal.

"Eits, masih pagi jangan ngegas gak baik loh" timpal Agnes sambil mengangkat telunjuknya dan digerakan kekanan ke kiri.

"Semerdeka lo aja Nes" ucap Fia dengan memutar bola matanya malas.

"Ohh iya Raa, gimana lo sama Fariz udah clear?" tanya Vina membuat semuanya langsung menatap Nara.

"Belum"

"Kenapa?" tanya Fia.

"Aku gak tau harus gimana lagi" jelas Nara.

"Lo masih cinta sama dia?" tanya Agnes membuat Nara keget.

"Aku gak tau. Sebelumnya aku belum pernah pacaran, ini untuk pertama kalinya aku pacaran. Dulu pas dia bilang dia akan buat aku bahagia, sebenarnya aku ragu. Tapi aku tetep ngeyakinin diri aku supaya percaya sama Fariz."

"Aku jadian sama dia. Tapi ternyata pacaran gak seperti yang aku bayangin" jelas Nara dengan senyum terpaksa.

"Dimana keduanya saling menjaga, saling mempertahankan. Baru beberapa hari udah ada masalah. Udah gituh masalahnya spele lagi. Aku semenjak pacaran sama Fariz nangis terus. Tapi aku gak mau ayah sama ibu tau. Aku tutupin tentang hubungan aku dengan Fariz." jelas Nara berhenti.

"Dan pernahnya waktu itu Fariz minta break sama aku,tap-" ucap Nara terpotong karena Agnes.

"Apa dia pernah minta break?" tanya Agnes.

"Iya"

"Terus gimana lo terima?" tanya Fia dengan hati-hati.

"Enggak" balas Nara yang kemudian diangguki oleh teman-temannya.

"Dia ngajak break karena gak mau ketahuan sama mamahnya. Mamahnya juga udah tau aku, cuman lewat cerita Fariz aja,aku gak pernah ketemu langsung sama mamahnya Fariz. Aku nolak buat break. Dan lebih parahnya lagi, dia makin kesini makin gila. Dia pernah ketahuan chattan sama cewek lain. Awalnya aku diemin aja,karena dia bilang cuman sekedar ngehargain aja. Kalau cuma chat sekedar ada perlu aku banyak pemakluman untuk itu,tapi waktu itu beda. Cewek itu malah minta Fariz buat ngejemput dia, nanyain kabar, udah makan belum. Munafik banget aku kalo gak cemburu" jelas Nara panjang lebar.

"Dan sekarang aku tau, dia deket sama cewek itu semenjak dia ngajak break. Kira-kira mereka deket dua minggu sebelum semuanya terbongkar" ucap Nara dengan senyum meremeh.

"Selama dua minggu itu lo gak di anggap Raa?" tanya Agnes.

"Mungkin, jujur aku gak tau kalo misal dia deket sama cewek lain. Dia main rapih,sampai-sampai gak ketahuan sama aku. Pas aku pinjem ponsel dia, gak ada chat bareng cewek itu" timpal Nara.

"Gila tuh cowok,baru nemu yang kek gituan" ucap Agnes sambil bergidik dan Nara hanya terkekeh mendengar ucapan Agnes

"Tapi dia pernah cemburu gak kalo lo deket sama cowok lain?" tanya Vina.

"Gak tau, tapi dia pernah marah cuman karena aku ngomong sama Reihan, aku ngedorong tangan Firhan, dia marah banget. Dia ngira aku pegang tangan Firhan, padahal aku ngedorong bukan megang. Dia pernah bilang gini 'silakan kalo mau deket mah,siapa tau Nara mau belajar tanpa Fariz,takut Fariz terlalu ngekang Nara'. Aku tau maksud dia apa, dengan dia bilang begitu, dia minta supaya aku pergi dari hidupnya dengan cara yang halus"

"Dia juga pernah bilang 'yaudah gih sana pilih aja Devan' aku kaget makin sini sifat aslinya keliatan, cuman karena aku satu eskul dengan kak Devan dia bilang gitu. Masa iya aku harus keluar dari paskibra cuman gara-gara itu doang, kan gak epic" timpal Nara sambil tertawa kecil.

"Tapi gue pernah liat dia post foto cewek,dan itu bukan lo Raa"



••••

Anara[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang