Empat puluh

211 10 0
                                    

Seminggu kemudian....

Hari-hari yang Nara lalui semuanya hambar. Ia seperti tak selera untuk melakukan hal apapun.

Bahkan saat disekolah ia hanya diam. Tapi banyak teman-temannya yang mencoba untuk mengajaknya bicara atau sekedar pergi ke kantin.

Anara berubah, pikir teman-temannya.

Ia menjadi pendiam. Ia bicara tak sesering dulu. Hanya hal yang menurutnya penting ia akan balas dengan ucapan. Jika tidak ia hanya mengangguk atau menggelengkan kepala.

Kini tak ada lagi sapaan hangat dari seseorang yang dulunya sangat istimewa. Sudahlah semuanya sudah berlalu.

"Raa ngantin yukk" ajak Agnes.

Nara tak menjawab ia hanya menggelengkan kepala,ia merasa saat ini ia tidak ingin berpergian ke tempat ramai.

"Udahlah ayo" ajak Agnes dengan menarik tangan Nara.

Ia tak bisa menahan temannya itu. Ia hanya menurut saja.

"Mau beli apa Raa? Biar gue yang pesenin" ucap Agnes.

Saat hendak bicara,tiba-tiba ponsel Nara bergetar. Ada yang menelponnya. Kemudian dia pun mengangkat telepon itu.

"Kenapa?"ucap Nara pada seseorang disebrang telponnya.

"...."

"Aku di kantin sama Agnes dan yang lain"

"...."

"Dia sudah bukan lagi urusanku"

"...."

"Aku ke kelas sekarang" ucap Agmes kemudian mematikan sambungan telponnya secara sepihak.

"Kenapa Raa?" tanya Fia.

Nara tak menjawab pertanyaan Fia. Ia bahkan langsung pergi meninggalkan teman-temannya yang sedari tadi bingung.

Agnes, Fia, dan yang lainnya saling menoleh satu sama lain. Kenapa dia terburu-buru?

••••

Ia berlari dari kantin. Apa yang terjadi dengan Fariz? Kenapa dia berantem dengan Reihan?

"Raa tunggu" panggil Agnes tapi ia tetap pergi menuju kelasnya.

Setelah ia sampai dikelas. Ia mematung karena yang dia lihat sekarang adalah Reihan sedang memarahi Fariz.

"Maksud lo apa amjing? Gue udah relain dia buat lo, buat temen gue sendiri. Gue udah mundur ngehapus perasaan gue untuk Anara. Tapi kenapa sekarang kelakuan lo kayak babi?" ucap Reihan berhenti.

Bughhh!

Satu tonjokan pertama mengenai pipi sebelah kanan milik Fariz.

"Lo udah tau kalo dulu gue suka dia sebelum lo jadian sama dia. Gue titip sama lo, untuk jagain Anara. Dan lo bilang lo bakal ngejaga Anara untuk gue"

Bughhh!!

Reihan menonjok Fariz untuk kedua kalinya,tepat di pipi sebelah kiri milik Fariz. Ia pun tersungkur kelantai.

"Gue ngerelain dia karena gue sadar dia lebih bahagia sama lo ketibang gue. Gue udah percaya kalo lo bisa bikin dia bahagia. Tapi kenapa sekarang lo kaya gini nyet? Gue nyesel udah ngelepasin dia buat laki-laki pengecut kayak lo. Kalo lo gak bisa jagain dia biar orang lain yang jagain. Setidaknya masih banyak laki-laki yang mencintai Anara selain gue" ucap Reihan ia mencoba untuk menurunkan emosinya,ia tidak ingin hal ini akan berakhir di ruang BK.

Anara[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang