"Aku udah kelewatan yah kecewain kamu?" tanya Fariz.
"Tanya dirimu, tanya hatimu, apa perbuatan kamu masih pantes buat dikasih kesempatan lagi?" tanya Nara dengan lembut.
"Aku pikir ini udah saatnya kita selesaikan semua ini" ucap Nara.
"Maksudnya?" tanya Fariz bingung.
"Hubungan kita belum sepenuhnya selesai, maka dari itu aku mau semua itu selesai saat ini juga" jelas Nara membuat Fariz terdiam.
"Kenapa?"
"Hidup aku gak lama lagi iz, aku ingin saat aku pergi nanti kamu sudah bahagia dengan duniamu, aku gak mau terus ngebiarin kamu terikat dengan orang mati" ucap Nara sambil menangis pelan.
Tangisan Nara sangat pelan, dan mungkin saja tangisan itu hanya bisa didengar oleh Fariz, tidak oleh pengunjung pantai yang lain.
"Aku mohon biarin aku terlepas sepenuhnya dari kamu, supaya kita bisa sama-sama tenang"
"Kamu seruis?" tanya Fariz.
"Aku seruis iz" jawab Nara dengan mantap.
"Baik, aku terima permintaan kamu. Kita putus. Sekali lagi maaf" ucap Fariz dengan mata yang berkaca-kaca.
Hatinya tersentuh dengan ucapan Nara, apakah ia akan benar-benar kehilangan Nara? Bukan untuk sementara tapi untuk selamanya.
"Makasih" ucap Nara dengan senyum mengembang sambil menatap mata Fariz.
"Boleh aku peluk?" tanya Fariz hati-hati, ia takut Nara tersinggung.
Pertanyaan Fariz membuat Nara terdiam. Apakah ia marah? Nara tak menjawab pertanyaan Fariz, ahh mungkin saja ia tersinggung.
Satu detik...
Dua detik...
Tiga detik...
Tak ada respon sedikitpun dari Nara. Ia hanya menatap lekat laki-laki disampingnya itu. Dan apa yang terjadi selanjutnya?
Apa yang dilakuakan Nara sontak membuat Fariz kaget. Nara langsung memeluk Fariz secara tiba-tiba. Pelukan Nara membuat Fariz mematung sesaat. Dan setelah itu ia langsung menerima pelukan gadisnya ini. Upss ralat, mantan maksudnya.
Buliran air mata terus keluar dari mata Nara. Sungguh saat ini ia sangat bahagia. Mungkin jika saat nanti ia pergi ia akan lebih tenang. Terimakasih Fariz, ucap Nara dalam hati.
Cupppp,,,
Satu kecupan mendarat dikening Nara. Faris mencium Nara,saat Nara masih dalam pelukannya. Bahkan Fariz melakukan hal itu agak lama, mambuat Nara memejamkan matanya. Nara semakin gugup, pipinya sudah memerah sedari tadi.
Untuk Fariz,
Tuhan terimakasih untuk semuanya, untuk kebahagian hari ini bersama Fariz. Terimakasih sudah mendatangkan Fariz dalam hidup Nara. Terimakasih telah lebih mendewasakan Nara dengan datangnya Fariz dalam hidup Nara.
Nara ingin, saat Nara pergi nanti Fariz bisa bahagia dengan hidupnya. Semoga suatu saat nanti akan datang seseorang dalam hidup Fariz yang bisa sepenuhnya mengerti tentang dia.
Nara terus berdoa dalam hatinya. Ia mengucapakan banyak terimakasih karena Fariz pernah membuat dunianya menjadi berubah.
"Raa kok diam" ucap Fariz.
Ucapan Fariz membuat Nara melepaskan pelukannya. Seketika membuat Fariz kaget. Darah segar mengalir dari hidung Nara.
"Raa kamu mimisan" sahut Fariz.
Nara langsung mengusap hidungnya. Dan benar sekarang ada bercakan darah ditangan Nara.
"Gak papa kok iz" ucap Nara mencoba untuk tidak panik.
"Gak papa apanya? Udah kita kerumah sakit sekarang" ucap Fariz namun tak ada sahutan dari Nara. Gadis itu terus membungkuk.
"Raa bangun" panggil Fariz, dan Nara pingsan.
••••
KAMU SEDANG MEMBACA
Anara[END]
Teen FictionNamaku Anara. Aku gadis lemah yang baru merasakan cinta pertamaku. Aku gadis biasa yang mampu membuat Fariz Ardianto menyesal karena telah menyia-nyiakanku. Aku gadis polos yang berhasil membuat es itu mencair dalam diri Devan Hendinata. Inilah ti...