Lima Puluh Empat

205 6 0
                                    

Anak-anak Nara:*👧

Agnes:
Hallo bunda @AnaraSnja lo dimana?
Woyyy
Yang lain muncul dong

Fia:
Apa?

Vina:
2

Rizky:
3

Agnes:
Ehh buset kalian cuman respon gue gitu doang? Jahat kalian;(

Vina:
Gimana udah ada yang dapet kabar dari Nara?

Rizky:
Blom

Fia:
2

Agnes:
3(read)
Bjirr giliran gue mlh pada read asu;((

••••

Hari ini adalah hari kedua Nara tidak sekolah. Keempat sahabatnya dibuat kalang kabut oleh Nara.

Mereka sangat khawatir terhadap Nara. Pasalnya sudah dua hari Nara gak ada kabar.

Mereka berinisiatif untuk menjenguk Nara. Mereka takut jika Nara sakit. Tapi masalahnya gak ada yang tau rumah Nara.

Maka sedari itu mereka sedang memikirkan sesuatu bagaimana cara mereka agar tau keadaan Nara sekarang.

"Sumpah gue takut dia kenapa-kenapa?" ucap Agnes dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Atau dia pindah seolah" timpal Vina yang langsung mendapat jitakan dari Fia.

"Ehh onta gak mungkin dia pindah sekolah. Kalau pun iya pasti bakal laporan dulu sama pihak sekolah. Lah ini engga" jelas Fia.

"Yakan kali aja" tukas Vina.

"Atau kita tanya kak Devan aja?" ucap Agnes.

"Kak Devan?" ucap Rizky bingung.

"Kali aja kak Devan tau Nara kemana" jelas Agnes membuat semua sahabatnya mengangguk setuju dengan saran Agnes.

"Nah dari kemaren kek tuh otak pake" timpal Fia.

••••

"Ehh gue gak tau kelasnya yang mana, yang gue tau gue pernah liat dia diarea sini" timpal Vina.

"Kenapa gak bilang onta, tau gituh kita gak langsung ke sini. Kan jadi banyak kakak kelas yang liatin kita" keluh Agnes.

"Elah ngomong aja lo seneng kan" tukas Vina membuat Agnes cengengesan.

Saat ini mereka sudah berada didepan kelas IX mereka tak tau ini kelas IX apa.

Sungguh mereka sangat malu. Selain diliatin kakak kelas, saat ini mereka seperti orang linglung.

Tak lama setelah itu datang seorang perempuan. Dia adalah kakak kelas mereka. Tapi mereka tidak tau siapa nama perempuan ini.

"Nyari siapa dek?" tanya kakak kelas itu.

"Emm itu-anu, mau nyari kelasnya kak Devan,dimana yah?" tanya Vina dengan sedikit gugup.

"Ohh Devan yang anggota paskibra?" tanyanya.

"Nah iya kak" jawab Agnes.

"Kelasnya bukan disini dek, itu disebelah, mau di panggilin?" ucapnya.

"Maaf kak gak tau soalnya, boleh kak" ucap Vina dengan sopan.

"Maaf kak udah ngerepotin" ujar Fia.

"Santuy aja" ucap perempuan itu kemudian pergi masuk ke kelas yang katanya kelas Devan.

Tak lama setelah itu ia kembali dengan Devan yang mengikutinya dibelakang.

"Kak ganggu yah?" tanya Agnes dengan hati-hati.

"Iya" jawabnya singkat.

Buset ternyata nih orang bener bener kek es berjalan, salut gue dia bisa agak cair kalo ada Nara. Batin Agnes.

"Maaf kak kalo kita ganggu. Kita cuman mau tanya aja apa kakak tau kenapa Nara gak sekolah. Soalnya gak ada kabar sama sekali" jelas Vina.

"Senja gak sekolah?" tanya Devan.

"Senja?" tanya balik Agnes karena bingung.

"Nara gak sekolah?" ucap Devan mengulang pertanyaannya.

"Iya kak, ini udah hari ke dua dia absen. Dan gak ada keterangan sama sekali" jelas Fia.

"Apa kakak tau Nara kemana? Siapa tau Nara pernah kabarin kakak sebelumnya" ujar Vina.

"Enggak" jawabnya singkat, kemudian melenggang pergi meninggalkan mereka.

Mereka bertiga pun hanya melongo. Mereka tidak mengerti dengan sikap Devan.

"Sumpah gue gedek banget jadinya, dia dingin benget, kita udah nanya panjang, ditambah sopan, dikali hati-hati biar dia gak kesinggung, ehh jawabnya cuman 'enggak'." keluh Agnes dengan menekankan kata terakhirnya.

"Semoga lo bisa bikin tuh es berjalan cair Raa"


••••

Anara[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang