Dua Puluh

241 8 0
                                    

Selama diperjalanan tak ada obloran diantara kedunya. Mereka saling diam. Entahlah apa yang mereka rasakan.

Tiba-tiba motor Devan berhenti. Kenapa ini? Bahkan mereka belum sampai dirumah Nara.

Tidak, ini bukan rumah Nara.

Mereka berhenti disebuah kedai es krim dipinggir jalan. Dan mereka langsung turun dari motor.

"Ayo"

Ucapan Devan tadi membuat Nara kaget. Dan yang lebih parahnya lagi saat ini Devan menarik tangan Nara untuk masuk ke kedai es krim itu.

Ahh rasanya ia tak ingin melepaskan genggaman itu.

Kemudian Devan mengajak Nara duduk di kursi yang berada dipojokan,disini Nara dapat melihat orang-orang yang berlalu lalang dijalan.

Devan mulai berdiri dari duduknya tanya mengucap satu katapun. Apa-apaan ini apakah Devan akan meninggalkannya?

Entahlah Nara tidak atau apa yang akan dilakukan kakak kelasnya itu. Setelah Devan pergi Nara mencoba menstabilkan kembali irama jantungnya.

Sungguh saat ini ia benar benar gugup sekaligus bahagia. Ahh sialnya Devan membuat dirinya bahagia dengan hal spele.

Devan datang dengan membawa dua mangkuk es krim. Ia menyerahkan satu es krim rasa coklat kepada Nara.

Nara pun menikmati es krim tersebut. Ini adalah es krim kesukaan Nara sejak kecil.

"Suka?" tanya Devan.

"Kakak tau aku suka es krim coklat?"

Dan Devan hanya mengangguk saja. Nara bingung kenapa kakak kelasnya ini tau es krim kesukaannya.

••••

"Kamu tadi siang pulang bareng siapa de?" tanya Wiwi.

Saat ini Nara sedang menikmati makan malam,bersama ayah dan ibunya abangnya masih sibuk dengan tugasnya.

"Emang kenapa bu?" tanya Nara.

"Tadi ada Kay nelpon ibu. Dia bilang tadi udah nelpon kamu, cuman katanya lupa buat minta maaf karena pulang duluan,saat dia mau nelpon kamu lagi handphone kamu gak aktif" jelas ibu Nara.

"Handphone Nara batrenya habis bu" ucap Nara.

"Terus tadi kamu pulang bareng siapa de?" tanya ayahnya.

"Bareng temen yah".

"Yakin cuma temen?" kemudian Nara mengangguk.

"Ayah tau kok, tadi siang kamu dianterin cowok,yakin dia cuma temen?"

"Ehmm,, Dia kakak kelas Nara yah" ucap Nara gugup.

"Tadi katanya temen,sekarang kakak kelas. Yang bener yang mana de?" tanya Wiwi dengan tertawa kecil.

"Ibu ayah Nara ke kamar duluan. Nara udah kenyang" ucap Nara yang langsung berlari kekamarnya.

Orang tuanya tau jika saat ini Nara sedang malu. Ia ketahuan karena pulangnya diantarkan cowok.

Orang tuanya bisa mengetahui apa hal yang terjadi terhadap Nara. Tanpa Nara kasih tau sekalipun. Entahlah bagaimana caranya.

"Rupanya gadismu sudah besar yah!"

••••

Anara[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang