Tiga puluh delapan

193 9 2
                                    

Hari ini ia akan menjelaskan semuanya terhadap Fariz. Ia tidak peduli lagi jika identitas tentang dirinya dengan jingga terungkap. Ia tidak ingin kehilangan Fariz.

Namun semuanya sirna. Setelah beberapa hal yang ia dapat dari teman-temannya tentang Fariz.

Fariz dekat dengan wanita lain.

Fariz menyukai wanita lain.

Fariz mengajak wanita itu untuk berkencan.

Bahkan Fariz dekat dengan wanita itu sudah lama.

Fariz mengaku jika dirinya jomblo?

Apa selama ini ia tak menganggap kehadiran Nara?

Jadi selama ini ia membiarkan Nara berjuang sendirian?

Dan yang membuat hatinya lebih hancur adalah saat sebuah foto memperlihatkan Fariz, laki-laki yang selama ini ia cintai berciuman dengan wanita lain.

Sungguh Nara sangat kecewa dengan Fariz. Ia mendapat infomasi itu dari beberapa temannya,yang kebetulan tidak satu kelas dengannya.

Ia tidak menyangka jika Fariz akan seperti itu. Sungguh ia menyesal pernah jatuh hati dengan pria seperti Fariz.

Setelah sampai disekolah. Nara dan Fariz tak saling sapa seperti hari-hari lalu. Itu yang membuat teman-teman sekelasnya bingung. Apakah karena kejadian kemarin?

••••


Bel istirahat berbunyi 5 menit yang lalu. Entahlah,kali ini hanya sebagian saja yang pergi ke kantin. Mungin mereka sedang malas ke kantin.

Saat ini Nara sudah berdiri di samping Fariz. Laki-laki itu hanya diam.

"Dia siapa?" tanya Nara yang kemudian memberikan ponselnya pada Fariz.

Setelah Fariz melihat foto itu, terlihat raut wajah Fariz yang berubah. Seperti orang yang kaget.

"Dia siapa iz?" tanya Nara lagi.

Matanya mulai berkaca-kaca ia tidak kuat setelah mengetahui sebenarnya. Sekarang ia akan mendengarkan penjelasan itu dari mulut Fariz sendiri.

"Kamu suka wanita itu? Kamu dekat dengan wanita itu? Apa maksudnya kamu mengajak dia berkencan?" tanya Nara.

"Kamu berciuman dengan wanita itu?" tanya Nara dengan tertawa hambar.

Sungguh Nara tidak percaya dengan apa yang dilakukan Fariz. Fariz berciuman dengan wanita lain? Itu yang membuatnya semakin hancur.

Saat ini mereka berdua sudah menjadi tontonan kelas. Banyak teman-teman sekelasnya yang sedari tadi memperhatikannya mereka berdua.

"Kenapa diem jawab iz jelasin,aku mau dengar penjelasan itu dari mulut kamu sendiri"

"Beritahu aku kalo semua itu salah" ucap Nara.

"Siapa yang ngasih tau kamu?" tanya Fariz.

"Kita gak lagi ngebahas siapa orang yang ngasih tau aku. Jawab pertanyaan aku, siapa wanita itu?" tanya Nara

"Kamu main dengan wanita itu?" ucap Nara dengan lirih.

"Jadi maksud lo sekarang cuman ngebalas perbuatan gue yang kemarin?" tanya Fariz seolah meremehkan Nara.

"Apa maksud kamu?"

"Terus siapa dia yang hampir tiap hari nganterin lo sekolah? Siapa mereka yang ngajak lo jalan? Lo main dengan mereka? Lo jalan bareng lima cowok sekaligus Raa, astaga ternyata gue salah nilai lo selama ini" jelas Fariz panjang.

"Aku gak pernah main di belakang kamu. Aku gak pernah dekat sama cowok lain. Kamu gak tau siapa dia. Kamu gak tau siapa mereka. Kamu salah besar jika berpikir aku ada main dengan mereka. Kenapa kamu malah main gila dibelakang aku? Apa salahku yang ngebuat kamu ngelakuin ini iz" ucap Nara sambil menangis.

"Heyy ngapain nangis? Lo mau rubah semua" ucap Fariz sambil mencengkram dagu Nara sesekali tertawa seperti orang gila, terasa perih saat lengan Fariz menarik dagunya,itu yang Nara rasakan sekarang.

"Lo mau mereka mikir kalo disini lo korbannya? Sadar! gue yang jadi korban Raa, lo bohongin gue yang katanya dirumah taunya jalan bareng lima cowok, lo gak mikirin perasaan gue? ternyata gue salah jatuh cinta sama lo. Wanita ganjen, gatel. Dasar pelacur!" Bentak Fariz.

Plakkk!

Semuanya kaget dengan apa yang Nara lakukan barusan. Ia menampar Fariz.

"Jaga ucapan kamu. Kamu tidak mengetahui semua hal tentang saya. Kamu tidak tau siapa saya sebenarnya. Kamu tidak tau siapa dia sebenarnya dalam hidup saya. Persetanan jika saya rela main dengan lima cowok sekaligus. Justru kamu,kamu yang main gila dibelakang saya. Kalo kamu bosan dengan saya bilang, gak usah cari kenyamanan dengan wanita lain"

"Kamu pikir kamu saja yang disini jadi korban? Lalu bagaimana dengan kelakuan kamu dibelakang saya selama ini? Saya tidak akan begini jika saya tidak merasa jadi korban. Kenapa saya bodoh cuman karena mencintai kamu,saya berikan seluruh kepercayaan saya, harapan saya terhadap kamu, saya percaya kamu orang yang tepat untuk saya."

Ucap Nara berhenti ia sudah tak kuat lagi. Sedari tadi Fariz hanya diam.

"Dan akhirnya kenyataan pahit yang saya dapat. Kamu main gila dibelakang saya. Apa salah saya? Apa saya pernah mengecewakan kamu? Saya sudah menjauhi banyak pria yang mendekati saya, hanya untuk mempertahankan kamu. Saya sudah merubah sikap saya seperti apa yang kamu mau. Saya sudah menguatkan hati saya, supaya tidak tertarik dengan laki-laki yang lebih sempurna darimu. Apa itu kurang? Bahkan saat kamu mengecewakan saya,saya tidak pernah berpikir untuk meninggalkan kamu. Kalo kamu ingin saya pergi dari hidup kamu terus terang saja,saya akan tepati ucapan saya dulu. Dengan kelakuan kamu seperti ini,seolah kamu meminta saya untuk pergi dengan caramu sendiri." ucap Nara kemudian ia mengusap air matanya dan menoleh ke arah Fariz.

"Putuskan saya,maka kamu akan bebas melakukan hal yang lebih gila dari ini" ucap Nara.

••••

Anara[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang