Saat ini ia sedang berada dilantai dua. Tepatnya didepan kelasnya. Teman-temannya sudah pulang sedari tadi.
Kini dia sedang memperhatikan seorang gadis yang berada di lab komputer.
Ahh baginya gadis itu sangat menggemaskan!
Ia juga tidak mengerti,apakah ia bener-bener menyukai gadis itu?
Laki-laki itu terus memperhatikan Nara. Apakah Nara sudah mengetahui keberadanku? Batinnya.
Dan laki-laki itu adalah Devan Hendinata. Yapp saat ini Devan sedang memperhatikan Nara.
Ia melihat gadis itu sedang fokus dengan handphonenya. Entahlah apa yang dilakukan gadis itu.
••••
Kini tinggal Nara sendirian. Beberapa menit yang lalu ia baru saja keluar dari lab komputer. Teman-temannya sudah pulang lebih dulu.
Ia sangat bosan sedari tadi hanya memainkan handphone, orang yang ditunggu-tunggu tak kunjung datang.
Saat sedang fokus dengan handphonenya. Ia mendengar ada suara langkah kaki,seperti berjalan menghampirinya.
Tapi Nara tidak memperdulikan hal itu. Ia tetap fokus pada handphonenya. Sampai langkah kaki itu berhenti di depannya.
Sontak Nara langsung mengangkat kepalanya. Ia kaget dengan seseorang yang ada di hadapannya ini.
"Pulang" ucap Laki-laki yang berdiri dihadapanya ini dengan nada cueknya itu.
Deg!
Nara mencoba menahan dirinya agar tidak terlihat gugup dihadap Devan. Dia tidak ingin Devan tau jika kini ia sangat gugup.
"Lagi nunggu temen" balas Nara dia mencoba untuk terlihat cuek terhadap Devan.
"Ohh"
Satu kata yang diucap Devan. Setelah itu dia duduk di samping Nara. Nara yang kagetpun langsung menoleh.
"Kakak gak pulang?" tanya Nara dan Devan hanya membalas dengan menggelengkan kepala.
"Kenapa?"
"Aku akan menemanimu sampai teman mu datang"
Kalimat itu terucap lantang. Jelas seperti tidak ada beban. Nara yang mendengar pun kaget dengan ucapan Devan.
"Tap-"
"Tidak menerima penolakan" ucap Devan yang memotong omongan Nara.
Nara pun tidak membalas ucapan kakak kelasnya itu. Kenapa pula ia harus menolak,jika saja Devan tau ia sangat senang karena Devan mau menemaninya.
Saat ini Nara sedang mati-matian mencoba untuk mengatur jantungnya. Ia tidak ingin Devan tau jika saat ini jantungnya sudah maraton sejak tadi.
Apakah Devan akan mendengar degupan jantung Nara?
••••
10 menit berlalu, tapi yang ditunggu-tunggu tak kunjung datang. Akhirnya ia mencoba untuk menelpon seseorang.
"Kamu dimana?" tanya Nara kepada seseorang di sebrang telponnya.
"...."
"Aku udah nunggu,kenapa gak bilang dari awal"
"...."
"Yaudah gapapa,Nara naik angkot aja. Nanti kamu pulangnya hati-hati"ucap Nara sembari memutuskan sambungan telponnya.
Ia menoleh kearah lelaki yang sedari tadi memaninya.
"Kenapa?" tanya Devan singkat.
"Temen Nara udah pulang duluan. Dia ada urusan mendadak,jadi gak sempet buat ngabarin" jelas Nara
Dan Devan hanya mengangguk. Nara memutar bola matanya malas. Kenapa ada orang secuek Devan?
"Yaudah Nara pulang duluan. Makasih kakak udah temenin Nara" ucap Nara sembari memakaikan tas dipunggungnya.
"Ikut aku" ucap Devan membuat Nara bingung.
"Hah?"
"Aku akan mengantarkanmu pulang" jelas Devan.
"Sudah dibilang tidak menerima penolakan" ucap Devan yang langsung memotong saat Nara hendak berbicara.
Devan berdiri ia berjalan menuju parkiran dan Nara pun mengikutinya dibelakang. Jujur saat ini Nara sangat bahagia. Devan akan mengantarkannya pulang?
Laki-laki ini hanya terkekeh melihat tingkah laku gadis disampingnya ini. Ia tau jika gadis ini sedang gugup.
"Berjalan disampingku, jangan dibelakangku"
Ucapan Devan langsung membuat Nara kaget. Saat ini selain ia sangat bahagia ia juga merasa takut.
Ia takut jika Devan marah. Alhasil ia langsung mensejajarkan langkahnya dengan pria disampingnya ini.
Apa maksud dari ucapan Devan?
••••
KAMU SEDANG MEMBACA
Anara[END]
أدب المراهقينNamaku Anara. Aku gadis lemah yang baru merasakan cinta pertamaku. Aku gadis biasa yang mampu membuat Fariz Ardianto menyesal karena telah menyia-nyiakanku. Aku gadis polos yang berhasil membuat es itu mencair dalam diri Devan Hendinata. Inilah ti...