Tiga puluh lima

195 6 0
                                    

"Raa buruan ini udah telat" suara keras itu keluar dari mulut Jingga.

Sudah berapa kali ia mengecek jam tangannya itu.

"Bentar" balas Nara.

"Ayah ibu kita jalan,assalamualaikum" ucap Jingga kemudian melajukan motornya menuju sekolah.

"Waalaikumsalam"

••••

Jam menunjukan pukul 06.58. Nara sangat lega sekali. Ia sudah sampai sekolah. Untungnya 2 menit lagi gerbang baru akan ditutup.

"Bang aku turun disini aja" pinta Nara.

Namun Jingga seolah tak mendengar ucapan Nara. Ia terus melajukan motornya menuju parkiran yang ada didalam sekolah.

"Bang Jingga berhenti"

"Ribet ini banyakan, nanti aja diparkiran"

Bagaimana ini? Jingga tak menghentikan motor ninja miliknya. Sekarang mereja menjadi sorotan. Karena suara knalpot milik abangnya ini Nara menjadi tontonan.

Banyak yang memperhatikannya. Tidak perempuan tidak laki-laki sama saja, batin Nara.

"Aku duluan" ucap Nara hendak pergi dari parkiran.

Sebelum pergi tangannya malah ditarik oleh Jingga.

"Gue anterin sampe kelas de"

Nara pun melepaskan tangan abangnya itu. Ia risih dengan tatapan tajam di sekelilingnya.

"Aku bisa sendiri"

Segitu takutnya lo deket gue, gue memang bukan abang yang baik, yang ada lo malah bahaya dekat gue,batin Jingga.

Nara kemudian pergi meningalkan Jingga. Ia sadar jika teman-teman sekelasnya sedang memperhatikannya di atas. Nara berlari menaiki tangga. Kelas Nara berada dilantai dua.

••••

Disisi lain. Suara keras dari motor ninja baru saja memasuki parkiran. Mereka menjadi tontonan. Banyak sekali yang memperhatikan mereka.

"Ehh bukannya itu Nara yah?" tanya Vina kepada teman-temannya.

"Mana?" tanya balik Agnes.

"Itu yang naik motor ninja merah"

"Ahh iya itu Nara,bareng siapa dia?"tanya Ratna.

"Gue rasa pernah liat orang itu. Tapi gak tau dimana" ucap Reihan.

••••

Nara tergesa-gesa menaiki tangga. Ia tidak ingin ada kesalahpahaman. Ia akan langsung menemui Fariz.

"Tadi yang boncengin lo siapa Raa?" tanya Agnes.

"Nanti aku ceritain"

Nara langsung menyimpan tasnya. Dan menghampiri Fariz yang kini sedang duduk disendirian di belakang.

"Fariz" panggil Nara.

Tak ada sahutan dari Fariz. Laki-laki itu hanya diam.

"Tadi siapa?" tanya Fariz.

"Dia saudara aku,tadi pagi aku kesiangan, jadi aku nebeng bareng dia" jelas Nara dengan nafas yang tidak beraturan karena tadi ia berlari sambil menaiki tangga, dan sesekali ia mencoba untuk tersenyum, harap-harap Fariz tidak akan curiga.

"Udah cuman itu cara lo buat bikin gue percaya?" tanya Fariz kemudian tersenyum seolah meremehkan Nara.

"Aku serius Fariz"

"Dan tadi lo bilang apa,lo kesiangan? Emang lo tidur jam berapa hah? Atau setelah gue suruh tidur lo malah asik-asikan dengan cowok lain" ucap Fariz.

"Apa maksud kamu? Aku gak mungkin melakukan hal itu" jelas Nara.

"Terserah gue kecewa Raa"

••••


"Assalamualaikum, Anara pulang"

"Waalaikumsalam,kenapa kamu minta si Abah buat jemput kamu kan tadi pagi bareng abangmu?" tanya wiwi.

"Gapapa bu,Anara ke kamar dulu yah"

Setelah itu ia langsung pergi kekamarnya. Ia sangat moodnya sudah sangat rusak untuk kejadian hari ini

••••

Anara[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang