Lima Puluh

222 8 1
                                    

Malam ini Nara disibuki dengan tugas sekolah yang tadi siang diberi oleh gurunya itu.

Tak butuh waktu yang lama akhirnya tugasnya itu sudah selesai. Kemudian ia akan mengantikan buku pelajarannya.

Saat hendak mengeluarkan buku,tiba-tiba ia merasa heran dengan sebuah kotak yang ada di dalam tasnya.

Ahh dia baru ingat. Jika kotak itu pemberian dari Devan siang tadi.

Ia berjalan menuju kasurnya sambil merebahkan tubuhnya. Apa isi kotak ini? Batin Nara.

Ia membuka kotak itu. Seketika matanya berbinar,bibirnya sedikit terangkat keatas. Menampakan senyum manisnya.

Nara sangat suka dengan isi kotak itu. Devan memberinya lima dream catcher. Dua dengan ukuran besar, dua dengan ukuran sedang, dan satu lagi ukurannya kecil.

Dan yang membuatnya kaget adalah ada beberapa foto dirinya. Ada yang sedang tertawa, tersenyum, cemberut, bahkan foto saat dirinya sedang makan dikantinpun. Apa Devan yang mempotonya?

Sungguh foto ini sangat bagus. Ia terlihat lebih cantik difoto foto itu. Ia akan menyimpan foto-foto itu.

Saat hendak membereskan kotak itu. Ternyata ada secarik kertas didalamnya.

"Apa ini?" tanya Nara kepada dirinya sendiri.

Kemudian ia membuka kertas itu. Seketika senyumnya mengembang. Bisa-bisa Devan membuat dia bahagia dengan hal kecil seperti ini.

Ia terus memperhatikan kertas itu. Ahh ia berjanji tidak akan membuang secarik kertas dari Devan ini.

Semoga suka, dijaga yahh:')
_Devan

Kalimat itu memang singkat. Tapi entah kenapa sangat berefek pada diri Nara.

Kenapa Devan tau apa yang disukai Nara. Waktu itu Devan pernah mengajaknya ke kedai es krim. Dan tanpa Nara beritahu pun Devan membelikan es krim kesukaannya.

Dan sekarang Devan memberinya dream catcher. Ia sangat suka dengan dream catcher.

"Aku suka, bakal aku jaga dream catcher ini. Makasih kak" ucap Nara dengan senyum mengembang.

Seketika ia mengedarka penglihatannya. Melihat penjuru penjuru kamarnya.

Ia bingung akan disimpan dimana dream catcher ini. Pasalnya kamarnya ini dipenuhi dengan dream catcher. Dari ukuran yang paling besar,hingga yang terkecil. Sungguh ia sangat menyukai dream catcher.

Kemudian gadis ini merebahkan tubuhnya. Menyimpan kotak dream catcher itu disamping kiri. Ia menarik selimutnya.

Tak lama kemudian gadis itu masuk dalam mimpinya. Ia tertidur.


••••

"Selamat pagi Ibu" sapa Nara yang kemudian menghampiri ibunya di meja makan.

"Pagi sayang" balas Nara.

"Ayah mana bu?" tanya Nara. Saat Wiwi hendak menjawab pertanyaan Nara tiba-tiba seorang laki-laki paruh baya datang.

"Ini ayah" timpal Widianto.


••••

Setelah pulang sekolah Nara diminta Briyan untuk latihan pensi dan itu bersama dengan Fariz. Yapp mantan pacarnya.

Saat ini hanya ada mereka bertiga didalam ruangan kelas yang beberapa bulan ini mereka huni. Mereka adalah Nara, Fariz, dan juga Reihan.

Sebelum pulang sekolah Reihan mendapat amanat dari Briyan untuk menemani Nara saat latihan pensi dengan Fariz.

"Gue titip Nara sama lo, gue tau lo pernah suka sama Nara, gue juga tau lo benci banget sama Fariz karena kelakuannya sama Nara. Tapi kali ini gue minta lo buat temenin Nara, gue rasa lo paham yang lebih detailnya apa yang gue maksud" begitu kiranya ucapan Briyan kepadanya.

Dan tentu saja ia akan menerimanya dengan senang hati. Bahkan tanpa dimintapun ia bersedia. Sungguh ia pernah sangat menyesal karena pernah merelakan Nara untuk pecundang seperti Fariz. Dan kali ini ia tidak akan membiarkan hal itu terjadi untuk kedua kalinya. Tidak akan.

"Emang mau nyanyi lagu apa Raa?" Tanya Reihan mencoba mencairkan suasana. Rasanya disini udara sangat panas, entah itu untuk badan dan lebih parahnya lagi untuk hati. Wkwk.

"Itu aja" ucap Nara sambil memberikan secarik kertas yang berisikan lirik dan not lagu yang akan ia nyanyikan dipentas seni nanti.

Reihan mengambil kertas itu. Lagu ini? Batin Reihan sambil menatap Nara. Setelah itu ia memberikan kertas itu kepada Fariz. Dan mereka bertiga pun memulai latihan ehh- ralat mereka berdua. Tidak dengan Reihan. Laki-laki itu hanya terdiam sambil menatap Nara merasakan lebih dalam lagi untaian kata dari lirik tersebut yang keluar dari bibir mungil berwarn pink milik Nara.


"Gue tau kenapa lo milih lagu ini"







••••

Anara[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang