Tujuh puluh lima

200 7 0
                                    

Hari Senin. Upacara baru saja dibubarkan. Seluruh siswa SMK Karya Bakti berhamburan memasuki kelas masing-masing.

Kali ini hanya mereka bertiga. Fia, Agnes dan Vina. Mereka bertiga masih dibuat heran dengan tidak hadirnya Nara hari ini. Apakah ini ada sangkut pautnya seperti beberapa bulan yang lalu? Apakah Nara sakit? Semoga Nara dalam keadaan baik-baik saja.

Saat ini mereka sudah sampai dikelas. Kini Agnes duduk sendirian,karena Nara absen untuk hari ini. Dan benar saja kali ini sama halnya seperti kejadian beberapa bulan yang lalu. Mereka tidak mendapat kabar sedikitpun tentang Nara. Ini yang membuat mereka khawatir.

Tak lama kemudian seorang guru laki-laki datang bersama dengan tas yang dipakainya. Dan kemudian duduk dikursi guru.

"Ada yang tidak hadir?" tanya guru itu.

Seluruh sisiwa di kelas X-TKJ1 saling menoleh satu sama lain, saling melirik kearah kiri,kanan, belakang mereka untuk mencari siapa yang tidak sekolah hari ini.

"Nara pak" sahut Agnes.

"Kenapa dia?" tanya guru itu lagi.

"Gak tau pak, gak ada keterangan" jelas Fia membuat guru itu mengerutkan keningnya.

"Masa iya gak ada yang tau" timpalnya.

"Nara sakit pak"

Ucapan itu terlontar dari seorang laki-laki yang duduk dibelakang. Dia adalah Fariz. Ucapan Fariz mampu membuat seluruh siswa dikelas ini menoleh kearahnya. Tak terkecuali dengan Reihan. Pria itu langsung menoleh kearah Fariz dan menatap tajam Fariz. Ia tau tentang Nara? Batin Reihan.

"Kamu tau?" tanya guru itu membuat Fariz mengganggukan kepalanya.

"Sakit apa dia?" tanya guru itu lagi. Banyak tanya banget sihh.

"Sakitnya kambuh, sekarang dia dirumah sakit masih kritis" jelas Fariz.

Pejelasan Fariz membuat seluruh anak kelas X-TKJ1 melongo. Pertama, karena Fariz orang pertama yang tau Nara sakit. Kedua, karena mereka kaget Nara kembali dirawat dirumah sakit. Semoga dia cepat sembuh.

"What lo serius?" ujar Agnes dengan keras. Dan mendapat respon dari Fariz dengan anggukan kepala.

"Loh kok Nara malah ngabarin lo sih, gak ke kita kita" timpal Vina mendengus kesal.

"Udah udah, kita berdoa saja semoga Nara cepet sembuh"sahut guru itu.

Semoga lo cepet sembuh Raa, gue kangen, batin Reihan.

••••

Pulang sekolah Devan langsung pergi kerumah sakit. Ia ingin menemui Senja nya itu. Saat disekolah tadi, ia tidak konsen untuk mengikuti pelajaran. Pikirannya selalu saja dipenuhi dengan Senja. Ia sangat khawatir dengan Senjanya itu.

Baginya Nara seperti senja. Semenjak Nara hadir dalam hidupnya, semuanya berubah. Tak ada sikap cuek lagi dalam dirinya. Tak ada sikap dingin lagi. Semua itu menghilang karena Nara.

Nara memang tidak merubahnya, tapi karena hadirnya Nara dalam hidupnya. Membuatnya ingin merubah apa yang telah melekat lama dalam dirinya.

Karena Nara hidupnya tak lagi motonon. Apa yang awalnya biasa saja, membuatnya terasa lebih istimewa.

Ia suka senja, karena ia suka Nara. Ia tau senja hanya hadir sesaat. Tapi ia selalu meminta kepada Tuhan agar senja memang ditakdirkan selamanya untuknya, hanya miliknya.

Apakah senja nya akan sama seperti senja senja yang lain? Apakah senja itu akan menghilang dari hidupnya? Apakah tuhan juga akan benar-benar mengambil senja yang baru saja ia miliki?

Biarkan Senja itu tetap hadir dalam hidupku, batin Devan



••••

Anara[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang