Tiga puluh dua

180 6 0
                                    

Nara hanya diam. Sesekali ia tersenyum canggung. Ia merasa kaku dengan situasi ini.

Pasalnya disini semuanya laki-laki, hanya Nara perempuan satu-satunya. Namun ia percaya ada jingga yang akan menjaganya.

Lagipula sepertinya teman-teman jingga baik. Mereka ramah.

Nara sadar jika ponselnya bergetar. Ia pikir ada notif yang masuk,dan ternyata benar. Itu notif dari Fariz.

Fariz❤:
Lagi dimana Raa?

Nara :
Dikamar rebahan;v


Ia terpaksa berbohong dengan Fariz. Ia tidak ingin Fariz tau jika sekarang ia sedang bersama laki-laki. Ralat, bersama kakaknya.

Fariz❤:
Kamu gak lagi bohong kan Raa?

Nara :
Enggak


Tanpa ia sadari saat ini ada yang sedang mengintip ketika ia berbalas pesan dengan Fariz.

Dia menoleh kepada lelaki disampinya ini. Laki-laki itu kemudian tersenyum padanya. Nara membalasnya dengan senyum kaku.

••••

Disisi lain. Saat ini seorang laki-laki sedang kesal dengan gadisnya itu. Kenapa ia berbohong?

Ia bilang sedang dikamarnya. Tapi saat ia melacak ponselnya,justru ia sedang berada disebuah tempat yang justru lumayan jauh dengan rumahnya.

Ia tak habis pikir dengan gadisnya itu. Kenapa ia berbohong? Sungguh saat ini ia sangat kesal.

••••

Disisi lain pula seorang gadis tengah tertawa diantara laki-laki disampingnya ini. Mereka mencoba membuat Nara tertawa,karena mereka tau gadis ini sedari tadi hanya diam saja.

"Ada yang mau gue omongin sama kalian" ucap Jingga dengan nara bicara serius.

"Ada apa bang jingga" kalimat itu bukan keluar dari mulut Nara,melainkan dari Dimas.

"Jijik gue dengernya" ucap Rey.

"Gue minta sama kalian untuk tidak memberitahu siapapun anak-anak disekolah kalo Nara adek gue" ucap jingga.

"Wah lo parah jing gak mau nganggap Nara sebagai adek"

"Lo gila?"

"Buset adek cantik gini gak mau dianggep,mending buat gue aja jing"

"Udah pokoknya jangan banyak bacot,ikutin aja ini juga maunya dia" suruh jingga sambil menoleh ke arah Nara.

"Lo gila beneran keknya" ucap Dimas.

"Bener kata bang jingga kak Dimas. Anggap aja kita gak kenal,bahkan gak pernah ketemu" jelas Nara.

"Emang kenapa Raa?" tanya Ferdiana.

"Ada satu hal yang belum kalian ketahun tentang gue" ucap jingga.

"Apa?" tanya Dimas.

"Lain kali aja bahasnya. Gue pulang,ribet bawa anak perawan nih" ucap jingga sesekali mengacak-ngacak pucuk rambut Nara.

"Oke,hati-hati"

••••

Anara[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang