Delapan puluh tiga

268 7 0
                                    

Tapi sekarang tidak. Nara memberinya sepatu yang selama ini ia inginkan. Dalam rangka apa Nara mamberinya sepatu seperti ini?

Senyumannya mengembang, tapi tak lama setelah itu ia melihat ada sesuatu dibawah sepatu. Apa ini? Batin Fariz.

"CD?" tanya Fariz pada dirinya sendiri.

Kenapa Nara memberinya CD? ia merasa penasan dengan isi CD ini. Kemudian ia langsung mengambil laptop miliknya dan melihat apa isi CD itu.

Jantungnya berdegub dengan cepat. Ia kaget melihat isi CD itu. Di CD itu terlihat Nara sedang berusaha,mungkin akan merekam sesuatu.

Tak lama kemudian Fariz terkekeh melihat rekaman itu. Gadis itu sangat lucu, dengan pakaian rumah sakit yang masih menempel ditubuhnya. Gadis itu sesekali merapihkan rambut serta pakaiannya.

"Hemm hai Fariz, Halo Fariz, hai apa kabar? Ishh ini gimana sihh. Kok jadi ambigu gini. Udah lah bodo amat.

Halo Fariz! Masih inget Nara kan? Ahh masa lupa, yakali lupa sama cewek bego kayak Nara,hehe. Fariz gimana kabarnya baik kan? Nara tau pasti Fariz baik-baik aja. Dan yang pasti Nara juga tau, Fariz liat video ini udah gak bareng lagi sama Nara kan? Nara pasti udah pergi.

Tapi Nara berharap Fariz gak kecewa sama Nara. Maaf karena semasa pacaran dengan Nara, banyak kebohongan yang Nara tutupin dibelakang Fariz. Nara cuman gak mau nyusahin Fariz. Nara sudah cukup jadi beban buat ayah, ibu sama bang Jingga.

Fariz masih inget dengan keinginan Nara? "Nara berharap, Allah mendatangkan seseorang seperti Glen dalam hidup Nara" terus Fariz nanya gini "Emang lo sakit apa Raa sampe pengen ada seseorang seperti Glen?" masih ingatkah? Dan ini maksud dari keinginan Nara itu, orang mau mati juga ribet ya iz banyak maunya haha. Waktu itu Fariz bilang gini sama Nara "Raa, Apa gue bisa jadi seperti Glen sesuai keinginan lo?"  Nara berharap kalau Fariz bener-bener Glen yang Allah kirimkan buat Nara. Tapi ternyata salah. Dan tenang aja iz, sudah ada seseorang yang menjadi Glen dalam hidup Nara. Bahkan Fariz juga tau siapa orang itu, dia adalah kak Devan.

#Note Author!
Kalo lupa cek di part "Dua puluh Lima"

Nara berharap Fariz mau temuin Nara. Sebentar juga gak papa,yang penting Fariz bisa sesekali jenguk Nara. Sebelum Fariz bertemu Nara, ada dua wish yang Nara minta. Wish itu ada di dalam salah satu sepatu itu. Nara tau, dulu Fariz sangat menginginkan sepatu ini. Maaf yah baru bisa ngasih ini sekarang, semoga suka yah sama sepatunya. Ehh satu lagi dehh hehe, Nara minta Fariz jangan cuek lagi sama nenek yah. Sayangin nenek sama halnya Fariz sayang Nara waktu dulu yah.

Untuk Fariz, si cinta pertamanya Nara. Makasih sudah bikin Nara bahagia dan kecewa dalam waktu bersamaan. Nara beruntung banget, Allah mendatangkan Fariz dalam hidup Nara.

Untuk Fariz, si kekasih pertamanya Nara. Makasih sudah mau mengajarkan banyak hal untuk tidak pernah berbohong dalam sebuah hubungan,jika tidak maka akan berakhir seperti Nara,haha.

Untuk Fariz, si cowok badboy bagi seorang Nara. Makasih sudah membuktikan jika yang manis di awal tak semestinya akan manis pula diakhir.

Dan untuk Fariz, si cowok cerewet yang malah disukai Nara. Makasih untuk semua bahagia, sakit dan kecewanya.

Oke sekali lagi deh. Untuk Fariz, terimakasih buat semuanya, semoga Fariz bahagia.

Nara pamit yah, dahhh"

Glep!

Layar laptopnya menjadi hitam. Menandakan jika video Nara berakhir. Air matanya sudah tidak bisa ditahan lagi. Bahkan ia sudah menangis semenjak awal video itu diputar. Bolehkan ia cengeng untuk saat ini?

"Gue sayang lo Raa" ucap Fariz dengan tubuh yang sudah ambruk dilantai.



••••

Anara[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang