Lima puluh delapan

190 7 0
                                    

Kringggg kringggg

"Baik anak anak ibu akhiri pertemuan kaki ini, silahkan istirahat" ucap seorang guru membereskan peralatan tulisnya dan kemudian pergi meninggalkan kelas.

"Raa kantin yuk" ajak Vina.

"Males,aku lagi gak mood buat kemana-mana"

"Ayolah, gue teraktir kalian deh" ucap Vina dengan mengangkatkan alisnya.

"Dalam hal apa lo mau teraktir kita?" tanya Fia sambil menatap intes Vina.

"Yee,gue mau berbuat baik malah ditanyain" tukas Vina.

"Udah yang penting kita ke kantin sekarang" timpal agnes.

"Ayo Raa" ajak Vina.

"Yaudah kalian tunggu di depan, aku beresin buku dulu" ucap Nara dengan lesu.

"Oke" ucap ketiganya kemudian mereka berjalan keluar kelas, mereka akan menunggu Nara didepan kelas.

Nara membereskan buku kedalam tasnya. Entahlah hari ini ia sangat malas untuk melakukan sesuatu. Apalagi ke kantin, tempat dimana banyak siswa yang akan mengisi perut mereka.

Nara kemudin berjalan menuju pintu, tapi tiba-tiba ia merasakan pusing. Kenapa dia?

Seketika ia mengusap hidungnya, dan setelah itu ia melihat ada darah yang menempel dijarinya. Apa-apaan ini? Apa sakitnya kambuh lagi? Ia rasa ia sudah minum obat itu secara teratur.

Tiba-tiba pandangannya mulai blur, ia tak dapat melihat jelas siapa teman yang sedang berdiri di depan pintu. Ia tidak tau itu siapa, saat hendak memanggilnya kesadaran Nara hilang. Ia pingsan.

Brukkk

Semua murid di kelas X TKJ 1 langsung menoleh kesumber suara tadi. Mereka kaget, semuanya langsung menghampiri gadis itu.

"Anara" teriak Reihan yang tadi berdiri diambang pintu,ia langsung menghampiri Nara.

Ketiga teman-temannya pun kaget dengan teriakan Reihan memanggil Nara, mereka langsung masuk kelas dan melihat Nara sudah tergelepak dibawah lantai dengan darah yang mengalir dari hidungnya.

"Nara bangun" ucap Vina.

"Raa bangun" ucap Agnes, matanya sudah berkaca-kaca ia takut terjadi sesuatu dengan Nara.

"Si Nara pingsan?"

"Astaga,Si Nara kenapa pingsan?"

"Ya allah kenapa itu hidungnya bedarah gitu" ucap teman-temannya.

"Ada yang punya tisu gak?" tanya Fia. Ia mulai rusuh. Dia takut terjadi sesuatu dengan Nara.

Kemudian ada seseorang yang memberinya tisu,setelah mendapat tisu itu ia langsung membersihkan darah dihidung Nara.

"Ehh gimana ini, kita bawa ke UKS aja?" ujar Vina.

"Ambil aja tandu, kita gak bakal kuat gendong nya" tukas salah seorang teman Nara.

••••


Disisi lain, saat ini seorang laki-laki sedang berjalan melewati koridor sekolah sendirian.

Banyak siswa yang berlalu lalang melewatinya. Saat ini ia akan pergi kekelas adik kelas yang menurutnya sangat menggemaskan itu.

Ia tidak tau apa yang nanti akan dilakukan setelah ia bertemu dengan gadis itu, yang jelas ia sangat ingin bertemu dengannya.

Setelah menaiki tangga, ia dibuat heran dengan beberapa murid yang keluar dari kelas gadis yang akan didatanginya.

Ada apa itu? Batin Devan.

Yapp laki-laki ini adalah Devan,ia akan menemui Nara. Ia kemudian berjalan menuju kelas X TKJ 1.

Tapi baru saja di ambang pintu. Ia dikagetkan dengan bergerombolnya sebagian murid di dekat meja guru. Apa yang terjadi?

"Kasihan gue liatnya, kira kira Nara sakit apa yah?" ucap seorang gadis yang sedang berbicara tak jauh darinya.

Apa Nara? Batin Devan.

Ia langsung menghampiri segerombolan murid itu. Ia memaksa menerobos. Ia takut jika dia bener bener Nara, gadis senjanya.

"Senja" ucap Devan yang membuat semuanya menoleh kepada pemilik suara itu.

Ia kaget dengan keadaan Nara sekarang. Pasalnya Nara pingsan dengan darah yang keluar dari hidungnya.

Devan tak berpikir panjang lagi. Ia langsung menggendong Nara ala bridal style. Ia tidak peduli dengan teman-teman Nara yang sudah memberikan tatapan bingung kepadanya.

"Astaga kok gue baper sih liatnya" ucap salah seorang murid disana, namanya Rina.

"Jan bilang lo mau nikung Nara" tukas Mita.

"Yaenggak lah, gak enak gue mau nikung Nara dia baik banget orangnya" timpal Rina dengan senyum tulusnya.

"Siapa dia?"

"Bjirr ganteng banget"

"Gue pengen dong berada diposisi Nara, kalo tau begituan yang bakal gendong"

"Ehh bukannya itu kakak kelas yang waktu itu nganterin Nara ke kelas kan?"

"Siapa sih namanya, gue lupa?"

••••

Anara[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang