Tiga puluh tujuh

187 6 0
                                    

"Akhirnya upacara selasai juga" ucap Agnes dengan samangat.

Yapp saat ini mereka sudah berada di kelas. Mereka baru saja mengikuti upacara bendera.

"Yaelahh gitu aja bangga" singgung Fia.

"Diem lo" ancam Agnes.

Nara terkekeh dengan kelakuan dua temannya ini. Mereka tidak pernah akur. Ada saja hal yang dipermasalahkan.

Mereka berantem tidak pernal lama. Baru saja beberapa menit tidak sampai setengah jam mereka sudah baikkan kembali.

"Raa liat deh,kok Fariz dari tadi diem aja. Udah gitu tadi gak nyapa lo sama sekali lagi" ucap Agnes.

"Lo lagi ada masalah sama dia?" tanya Fia.

"Enggak kok" balas Nara.

"Terus masalah yang kemarin cowok yang nganter lo ke sekolah gimna?" tanya Agnes.

"Bentar yahh,aku mau samperin Fariz dulu" ucap Nara kemudian pergi meninggalkan mereka berdua.

••••

"Fariz!" panggil Nara.

Tak ada sahutan dari Fariz. Justru laki-laki itu malah memalingkan mukanya. Ada apa dengan laki-laki ini?

"Fariz kenapa?" tanya Nara lagi.

"Kemarin lo kemana?" tanya Fariz tatapan tetap tak melihat kearah Nara sama sekali,seperti enggan.

"Aku dirumah"

"Gak usah bohong,gue tau lo bohongin gue Raa" ucap Fariz dengan nada yang keras.

Sontak membuat semua penghuni kelas memperhatikannya mereka berdua. Apa yang terjadi dengan mereka?

Kemudian Fariz memberikan ponselnya pada Nara. Memperlihatkan sebuah video dimana dirinya sedang berada di Mall dengan abangnya.

Siapa yang merekannya? Dan kenapa divideo ini bertepatan saat jingga mengacak pucuk rambutnya. Dan lebih parahnya lagi saat Jingga merangkulnya, saat ia akan keluar dari tempat buku itu.

"Katanya saudara kok main rangkul segala, pergi ke Mall gak bilang" singgung Fariz.

"Kamu gak tau apa yang terjadi sebenarnya" sanggah Nara.

"Apa lagi hah? Ini udah ngebuktiin kalo lo ganjen sama cowok lain" ucap Fariz berhenti.

"Ternyata lo selama ini bohongin gue. Dan dengan mudahnya gue percaya dengan sikap lo yang so lugu ini" lanjut Fariz.

Saat Nara ingin menjelaskan kepada Fariz, tiba-tiba gurunya datang. Ia tidak ingin bermasalah dengan guru killer ini.

"Assalamualaikum" salam seorang guru laki-laki.

"Waalaikumsalam" jawab anak-anak serempak

••••

Kringgg,,, kringggg,,,,

"Baik anak-anak, ibu akhiri pertemuan minggu ini,sampai ketemu minggu depan" ucap seorang yang kemudian pergi melenggang meninggalkan kelas.

Nara ingin menjelaskan kepada Fariz. Tadi ia tak sempat menjelaskannya karena Fariz sedari tadi menjauh darinya.

"Fariz aku bisa jelasin semuanya" ucap Nara.

Ia manarik tangan Fariz harap-harap laki-laki ini mau mendengarkannya. Nyatanya tidak. Ia bahkan menepis tangan Nara dengan kasar.

"Fariz tunggu dulu" ucap Nara ia terus berusaha untuk menahan Fariz agar tidak pergi.

"Kamu gak tau siapa dia sebenarnya"

Namun kalimat yang diucapkan Nara malah diabaikan oleh Fariz. Ia terus berusaha pergi darinya.

"Anara" panggil seorang laki-laki, Nara tau siapa pemilik suara khas itu.

Mereka berdua menoleh. Dia adalah Marshella Jingga Widianto,kakaknya Nara.

"Bagus" ujar Fariz dengan senyum meremeh kepada Nara. Kemudian ia pergi meninggalkan Nara dengan laki-laki yang entah ia tidak tau siapa dia sebenarnya.

Setelah Fariz pergi. Jingga menghampiri adiknya ini. Apa yang terjadi dengan adiknya. Sepertinya dia sudah menangis.

"Abang ngapain panggil aku?" tanya Nara dengan nada kesal.

Ia sudah tidak tahan lagi dengan apa yang barusan terjadi pada dirinya.

"Lo nangis de?" tanya Jingga balik padanya.

"Abang pulang duluan aja, aku bisa pulang naik angkot" ucap Nara yang kemudian pergi meninggalkan Jingga sendirian.

Apa yang telah terjadi dengan adiknya? Siapa yang sudah membuatnya menangis?

••••


Setelah sampai di rumahnya, ia langsung pergi kekamar tanpa memperdulikan kedua orang tuanya yang menatap bingung anak gadisnya ini.

Perasaan dan pikirannya kacau dalam waktu bersamaan. Apa yang harus ia lakukan? Apakah ia harus berterus terang siapa dirinya siapa Jingga? Rasanya itu agak sulit baginya, terlebih dengan kejadian beberapa tahun lalu yang membuatnya trauma hingga kini.

Tring!

Sagu notifikasi masuk dihanphone Nara. Dan saat itu juga air matanya jatuh tanoa diminta. Benarkah laki-laki itu melakukan hal gila itu dibelakangnya? Beritahu ia jika info yang dia dapat tidak benar.

Namun setelah mendapatkan sebuah foto itu menjadi bukti kuat jika laki-laki yang selama ini ia cintai bermain gila dibelakangnya.

Hatinya hancur saat itu juga. Kenapa laki-laki itu melakukan itu? Pernah ia mengecewakan laki-laki itu?

Apakah cinta pertamanya akan berakhir sehina ini?

••••

Anara[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang