"Raa pinjem buku kimia dong,tugas gue belum selesai"
"Kenapa gak minta sama Rizky,kan biasanya sama dia" ucap Nara.
"Buku dia dipinjem sama yang laen,lama nunggunya jadi boleh yah gue pinjem punya lo?" pinta Fariz.
Nara kemudian memberikan buku kimianya itu. Ia memang sering seperti itu terhadap Fariz.
Bahkan bukan kepada Fariz saja. Hampir satu kelas meminta jawaban tugas saat mereka lupa mengerjakan. Alhasil Nara terpaksa memberikan mereka contekan.
Bukan hanya Nara saja. Kelas ini memiliki dua orang otak google, yaitu Nara dan Rizky. Tidak, mereka tidak mengcopy paste jawaban dari google.
Hanya saja kepintaran mereka lebih baik dari teman-teman dikelasnya ini. Alhasil semua temannya menjuliki mereka sebagai otak google.
Jika ada ulangan dadakan,mereka berdualah yang menjadi sumber jawaban teman-teman sekelasnya ini.
"Nihh Raa,makasih" ujar Fariz.
"Iya"
"Btw lo masih deketin tuh kakak kelas?" tanya Fariz membuat Nara bingung.
"Siapa?"
"Itu yang pernah nganterin lo ke sini" jelas Fariz. Sekarang ia tau siapa kakak kelas yang dimaksud Fariz tadi,dia Devan. Nara hanya diam,tak menjawab pertanyaan Fariz sebelumnya.
"Ishh kok diem sihh,kasih tau gue lo masih deketin itu kakak kelas?"
••••
"Ahh tuh kan elahh Vin gara-gara lo gue jadi kalahkan!"
"Lah apa hubungannya?" tanya Vina.
"Lo sih tadi pake nyenggol tangan gue segala,gue jadi gak fokus kalo didepan ada cacing laen" jelas Agnes.
Astaga!
Jadi mereka sedang memperdebatkan cacing? Nara yang mendengar temannya itu pun tak habis pikir.
"Udah tinggal coba lagi aja" ucap Nara.
"Yaa gampang buat nyoba lagi, tapi lu tau kan rasanya ngelakuin sesuatu hal yang dimulai dari awal itu gak gampang Raa, termasuk hubungan, yaa kan sahabat sahabat ku?" ucap Agnes mendramatis.
"Najis" desis Fia.
"Tapi tenang Vin, gue maafin kok. Asal lo harus kasih contekan tugas kimia" ucap Agnes.
"Ada tuh di tas contek aja silahkan. Orang gue juga dapet dari Nara" ujar Vina.
"Bodo" ucap Agnes yang kemudian pergi ketempat Vina untuk mengambil buku tugas kimianya.
Nara dan Fia sedari tadi hanya diam melihat kelakuan absurd temannya itu. Aneh, kenapa ia bisa memiliki teman seperti Vina dan Agnes?
"Raa gimana sekarang lo udah makin deket sama si Fariz?" tanya Fia.
"Deket apanya,aku sama dia dari dulu gitu gitu aja"
"Ahh lo gak asik Raa, peka dikit napa kasian tuh anak, diambil orang tau rasa lo" ucap Vina.
"Aku belum mau pacaran Vina Widianti" ucap Nara dengan penuh penekanan.
"Coba sesekali lo buka hati lo buat dia, keknya dia bener-bener sama lo,dan kalo misal dia nyakitin lo gue yang bakal yang habisin dia" jelas Fia
"Gimana nanti aja" ujar Nara singkat.
"Ya Allah bosen gue dengernya Raa, tiap orang ngejelasin panjang lebar lo jawab singkat,makin lo deket sama tuh si Devan itu,keknya sikap dinginya nular sama lo" ucap Vina yang mulai kesal.
"Yaudah iya maaf" balas Nara.
"Oke,btw lo sekarang gimana sama tuh si Devan Devan?"
••••
KAMU SEDANG MEMBACA
Anara[END]
Novela JuvenilNamaku Anara. Aku gadis lemah yang baru merasakan cinta pertamaku. Aku gadis biasa yang mampu membuat Fariz Ardianto menyesal karena telah menyia-nyiakanku. Aku gadis polos yang berhasil membuat es itu mencair dalam diri Devan Hendinata. Inilah ti...