"Udah anj* jangan diledekin terus" ujar salah satu teman Fariz yang lainnya membuat Ryan dan Nicho terdiam.
"Mantan gue dirumah sakit, dia kritis"
"Innalillahi kenapa?" sahut Ryan.
"So lo ngomong begituan" timpal Nicho.
"Ini gue serius, dia kenapa?"
"Dia kena penyakit leukimia. Dan sakitnya kambuh karena gue ajak dia ke pantai" jelas Fariz.
"Lo sih, tau dia sakit ngapa bawa dia ke tempat begituan" tukas Figo.
"Gue gak inget kalau dia sakit bang, dia awalnya biasa aja, gue kaget tiba-tiba dia mimisan, pas mau dibawa kerumah sakit dia udah pingsan" jelas Fariz.
"Sabar bor, berdoa aja untuk mantan lo semoga dia cepet sembuh" sahut Nicho sambil menepuk punggung Fariz.
"Yoi, siapa tau lo bisa balikan sama dia" timpal Ryan membuat Fariz menoleh kearahnya dan terdiam.
"Gue salah ngomong ya Riz?" tanya Ryan.
"Enggak lo bener kok" ucap Fariz berhenti ia tersenyum kecut.
"Tapi gue sadar gue gak mungkin bisa balikan lagi sama dia. Gue terlalu brengsek buat dia. Gue cuman orang bodoh yang udah nyia-nyiain cewek sebaik Nara. Gue gak sadar kalo dia udah jauhin banyak cowok hanya untuk mertahanin gue. Yang jelas jelas ngelakuin hal gila dibelakang dia" jelas Fariz panjang.
"Apa yang lo lakuin dibelakang dia?" tanya Figo.
Semua anak tongkrongan terdiam. Mereka tidak ingin banyak bertanya. Mereka tau situasi sekang bagaimana.
"Gue suka sama cewek lain, dan dia juga udah liat foto gue-" ucapan Fariz menggantung.
"Ciuman dengan cewek itu" ucapnya berhenti.
Matanya sudah berkaca-kaca. Ia kembali mengingat kelakuan gilanya dibelakang Nara. Sungguh ia sangat menyesal. Gue nyesel Raa, batin Fariz.
"Anj* lo gila yah" timpal Ryan dengan nada emosi.
Mendengar pengakuan Fariz membuat semuanya melongo. Mereka semua laki-laki, bagaimana pun juga mereka bisa tergoda dengan wanita. Mereka memiliki nafsu masing-masing. Tapi sebrengseknya mereka, rasanya mereka tidak mungkin melakukan hal gila seperti yang pernah dilakukan Fariz. Mereka tau batasan.
"Kenapa lo ngelakuin itu?" tanya salah satu teman Fariz yang lainnya.
"Gue gak tau. Gue juga gak ngerti sama diri gue sendiri. Yang jelas gue ingin buat dia jauh dari cowok lain, tapi gue gak bisa nahan diri gue buat deket sama cewek lain" jelas Fariz.
"Terus setelah dia tau, dia langsung mutusin lo?" tanya Nicho.
"Enggak, dia malah minta gue buat jelasin itu, dan urusannya gak sampai disitu. Semuanya semakin runyam karena gue salah paham sama Nara" ucap Fariz berhenti.
"Lo masih inget kan, waktu lo ngasih video Nara jalan sama cowok di Mall?" tanya Fariz sambil menatap Ryan membuat pria itu menganggukan kepalanya.
"Gue kira Nara selingkuh. Dia jalan sama cowok ke Mall, dia main bareng sama lima cowok, dan semua itu dia gak bilang apapun sama gue. Gue salah paham karena itu. Gue kecewa karena dia bohongin gue. Gue sebut di wanita ganjen lah, pelacurlah, dihadapan anak anak sekelas" ujar Fariz berhenti.
Ia sudah tidak kuat lagi. Air matanya sudah keluar. Dan katakanlah jika ia cengeng untuk kali ini, dan itu karena bersangkutan dengan Nara. Benarkah ia menangis karena seorang gadis?
"Sialan lo Riz" timpal Nicho.
"Gue gak tau kalau cowok itu abangnya Nara. Dia gak pernah cerita kalau dia punya kakak. Bahkan anak satu sekolah gak ada yang tau. Ada alasan yang ngebuat mereka nutupin setatus itu" ungkap Fariz.
"Jadi apa yang bakal lo lakuin kedepannya buat dia?" tanya Figo.
"Gue gak tau bang, dia bilang umur dia udah gak lama lagi. Dan sekarang-" ujar Fariz menggantung.
"Dan sekarang gue nyesel atas semua perbuatan gue" ujar Fariz jujur dengan isi hatinya kepada teman-temannya.
"Cihh ngekek gue dengernya"
"Baru kali ini ada cowok sebajingan lo Riz"
"Anjerr gue punya temen bego ternyata"
"Udah tau tuh cewek jauhin banyak cowok demi lo, tapi lo yang deket sama cewek lain, pengen ketawa gue"
"Manusia emang gitu yah, selepas orangnya pergi baru nyesel"
"Lucu yah"
Sindiran teman-temanya membuatnya bungkam. Ia tidak bisa apa-apa. Lagi pula apa yang mereka bilang tentang dirinya itu semu benar. Brengsek lo Riz, batin Fariz mengumpat dirinya.
"Ikuti kata hati lo, apapun kedepannya itu karma buat lo. Lakuin yang terbaik buat dia selagi dia masih ada, jangan sampai lo nyesel untuk kedua kalinya" tukas Figo sambil menepuk bahu Fariz membuat Fariz termenung.
Gue benar-benar nyesel Raa, gue harap lo gak bakal dipertemukan lagi dengan laki-laki seperi gue, batin Fariz.
••••
KAMU SEDANG MEMBACA
Anara[END]
Teen FictionNamaku Anara. Aku gadis lemah yang baru merasakan cinta pertamaku. Aku gadis biasa yang mampu membuat Fariz Ardianto menyesal karena telah menyia-nyiakanku. Aku gadis polos yang berhasil membuat es itu mencair dalam diri Devan Hendinata. Inilah ti...