Tiga puluh tiga

184 6 0
                                    

"Raa boleh bicara bentar?"

"Kenapa harus izin,ngomong aja" balas Nara dengan senyum mengembang.

"Semalem lo pergi kemana?" tanya Fariz.

Astaga. Seperti Fariz mulai curiga dengannya karena kejadian semalem ia berbohong.

"Aku dirumah iz" jawab Nara.

"Lo serius? Lo gak lagi bohongin gue kan?"

"Enggak,emang kenapa kok ngomongnya gitu?" tanya Nara, dia mulai takut dengan tatapan mata Fariz.

"Lo kemarin bilang sama gue lo lagi di rumah. Gue lacak lo ternyata lo lagi di luar,udah gitu tempatnya jauh dari rumah. Lo bohongin gue Raa?"

"Maaf,kemarin aku kerumah saudara" jelas Nara.

"Kenapa gak bilang Raa? Tau gitu aku gak bakal mikir macem-macem"

"Iya maaf"

"Aku yang seharusnya minta maaf Raa" ucap Fariz sembari mengacak pucuk rambut Nara.

"Aku harap kamu gak akan tertarik jika suatu saat akan bertemu dengan laki-laki yang lebih sempurna dari ku" jelas Fariz.

"Ya enggak lah Fariz,sudah ku bilang aku kalo udah suka sesuatu susah"

"Iya,jangan tinggalin aku Raa" pinta Fariz.

"Iya,insyaallah"

"Jangan berubah gadisku" ucap Fariz.

Yang membuat Nara kaget adalah laki-laki disampingnya ini tiba-tiba mencium keningnya.

Bagaimana jika ada yang melihat Fariz melakuakan hal itu? Ini pertama kalinya laki-laki menciumnya,selain ayah dan abangnya itu.

Tapi entahlah, justru Nara bahagia setelah Fariz melakukan hal itu. Ahh sial,dirinya sudah terjatuh terlalu dalam dengan laki-laki disampingnya ini.

••••


"De gue masuk yah?" ucap Jingga yang saat ini sedang berada didepan kamar Nara.

"Masuk bang,pintunya gak dikunci kok" jelas Nara kemudian dia melihat abangnya masuk dan duduk disampingnya.

"Kenapa?" tanya Nara.

"Lo udah punya pacar de?" tanya jingga membuat Nara kaget.

"Kata siapa?"

Flashback on!

Saat ini warung yang tepat berada dipinggir sekolah SMK Karya Bakti ada segerombolan anak-anak laki-laki yang sedang bolos.

Mereka menikmati waktu mereka dengan merokok, makan dan minum yang dijual di warung ini. Tak ada yang mabuk atau minum alkohol dan semacamnya.

Mereka hanya menongkrong,seperti yang sedang dilakukan Jingga dan teman-temannya. Mereka adalah Ferdiana, Dimas Saputra, Rey Rivaldo, Reza Kurniawa, serta jingga.

"Jing adek lo udah punya pacar?" tanya seorang laki-laki yang kemarin duduk disamping Nara, namanya Reza.

"Kenapa lo nanya gitu Za?" tanya Rey.

"Lo mau nikung gue Za?" tanya Dimas dengan tatapan tajam yang ia perlihatkan kepada Reza.

"Enggak" balas Reza singkat.

"Setau gue sihh belum,bahkan dia juga belum pernah pacaran" jelas Jingga.

"Serius lo?" tanya Dimas dengan spontan karena kaget.

"Kalo gitu dia gak pantes buat lo Dim, mana mau dia sama fakboy kek lo" jelas Rey yang kemudian Dimas langsung ditertawakan oleh teman-temannya.

"Ehh babi,bukannya dukung gue supaya dapet restu dari Jingga,lo malah ngomporin" ucap Dimas,karena geram ia menjitak kepala Rey.

"Tapi gue liat dia chattan sama cowok" timpal Reza.

"Ya mungkin temennya kan?" ucap Ferdiana.

"Apa yang bikin lo yakin jika yang chattan sama Anara itu pacarnya?" tanya Jingga.

"Gue gak jelas liat namanya siapa, yang buat gue yakin adalah dinama cowok itu ada emot love,setelah itu gue ketahuan ngintip dia chattan" jelas Reza.

Flashback off!

"Lo bener de udah punya pacar?" tanya Jingga.

••••

Anara[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang