"Ngeri mana dengan lo yang nyimpan mereka semalaman. Masih untung mereka bisa bertahan hidup."
"Gue lupa, Yerin."
"Ya sudah, mending lo berangkat ke kampus sana!Ntar telat."
"Iya, ini juga mau pergi. Lo jangan lupa mandi."
"Jitta!" Yerin mengampiri sambil memeluk Jitta dari belakang.
"Thanks, ya, udah jadi sahabat yang baik selama ini." bisik Yerin tepat di telinga Jitta.
"Rin, lo tiba- tiba begini gue jadi merinding, sumpah." ujar Jitta dengan wajah tersipu tapi Yerin tidak melihatnya.
"Tubuh lo enak buat dipeluk, Jit. Gih, belajar yang benar, ya. Dahh!" ujar Yerin lagi sambil menepuk pelan kepala Jitta. Sedang Jitta memasang ekspresi layaknya hanya seperti orang yang terpaksa senyum, ia lalu membuka pintu dan berdiam di balik pintu tersebut. Ia meraba jantungnya.
"Astaga. Sadar Jitta." gumamnya berulang ulang.
Sementara itu di dalam rumah, Yerin kembali asik pada kunang- kunang pemberian Jitta. Ia lalu mengunci jendela balkon dan mematikan lampu. Kunang- kunang itu dikeluarkannya, walau sedikit tapi tetap terlihat indah dimata Yerin.
Ia tersenyum. Tapi tak lama kemudian hapenya berdering kembali.
Ia kalu mengangkatnya."Oke, nanti saya edit, Kak. Siap!"
Hanya itu saja. Obrolan singkat dari bos tempat ia bekerja saat ini. Obrolan itu berisi tentang meminta Yerin untuk mengedit naskah yang baru di kirim bos nya itu. Nama penanya Vetra, tapi nama aslinya tidak tahu. Bahkan karyawannya sekalipun tidak ada yang tahu. Suaranya juga disamarkan saat nelpon makanya Yerin memutuskan untuk paggil 'kakak' saja biar aman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Orange's || Season 1 [Completed]
Teen FictionPerasaan itu nggak bisa diatur. Mau dipaksain gimana pun juga nggak bakalan bisa, yang ada malah diri sendiri yang menderita. Kalau tetap mau pun ya buat terbiasa aja dulu. Nggak perlu perjuangan yang lebay dan alay, yang penting buktiin kalau kam...