"Jangan bilang lo udah nyerah buat dapetin Riu, Tur." kata William saat mereka tengah duduk di lantai samping kolam renang sambil makan kuaci dan minum pepsi.
"Gue lagi buat dia ngerasa kayak ada yang hilang sebentar dari hidupnya. Tarik ulur, lah, istilahnya." sahut Fatur.
"Hilih, gaya lo tarik ulur. Dia ngerespon lo dengan baik aja udah untung. Pakai tarik ulur segala. Yang ada doi makin nggak suka sama lo." ledek William yang rupanya selama ini memperhatikan gerak-gerik Fatur yang berusaha mendekati Riu.
"Gue kira kalian udah berhenti ngejar anak itu." kata Nathan yang kali ini punggung tangannya sudah pulih namun masih belum bisa dipakai untuk sembarangan renang.
"Demi ferrari gue nggak akan nyerah, Nat." kata Fatur dengan menggebu sedang Nathan hanya menggeleng gelengkan kepalanya saja.
"Katanya minggu depan lo ikut kejuaraan renang, Nat? Yakin punggung lo udah baik-baik aja?" tanya William.
"Aman, bos."
"Eh, gimana kabar kakak cantik lo?" tanya Fatur sembari meneguk minumannya.
"Hah? Kakak cantik siapa, nih? Wah, lo berdua nggak ada cerita apa-apa nih ke gue." kata William tidak terima.
"Kakak gue, Wil. Yerin. Dia baik-baik aja, kok. Sekarang dia punya apartemen jadi tinggal sendiri." sahut Nathan.
"Oohh, yang matanya merah itu, ya."
Nathan hanya mengangguk sesaat meneguk habis minumnya.
"Renang, kuy. Lama gue nggak berenang bareng kalian."
"Ayok. Eh, tapi pemanasan dulu, boy."
"Siap."
KAMU SEDANG MEMBACA
Orange's || Season 1 [Completed]
Teen FictionPerasaan itu nggak bisa diatur. Mau dipaksain gimana pun juga nggak bakalan bisa, yang ada malah diri sendiri yang menderita. Kalau tetap mau pun ya buat terbiasa aja dulu. Nggak perlu perjuangan yang lebay dan alay, yang penting buktiin kalau kam...