"Lo mending nggak usah ikut campur, deh, Nat. Nanti yang ada lo malah jadi kayak kemarin lagi. Ngeberesin perbuatan mereka dan lo cuma dapetin akibatnya aja. Lagian teman kayak gitu kenapa masih ditemenin, sih?" tanya Yerin agak ngegas setelah mendengarkan ceritanya Nathan.
"Karena kita temenannya udah lama, Rin. Dari jaman baru masuk SMP."
"SMP ya, terus sekarang lo baru kelas 2 SMA, itu nggak terlalu lama juga padahal. Lagian percuma juga temenan lama terus dekat tapi kelakuannya--"
"Jangan hakimi mereka, Rin. Seburuk-buruknya mereka, mereka adalah orang pertama yang datang saat tahu papa meninggal." potong Nathan sembari menatap ke langit.
"Maaf, Nathan. Sepertinya gue terbawa emosi sama cerita lo."
"Nggak apa-apa. Gue ngerti kok gimana lo."
"Dari dulu lo emang nggak berubah, ya. Lo tetap seperti Nathan yang gue kenal." kata Yerin sambil tersenyum melihat Nathan yang juga tersenyum melihatnya.
"Gue baru ngeh, deh. Lo belum ganti seragam berarti belum pulang ke rumah, kan? Astaga, Nathan cepetan pulang sekarang!" kata Yerin sedikit heboh ketika baru menyadari dari celana Nathan yang menunjukan motif seragam sekolah satu-satunya yang hanya ada di SMA SELATAN. Yerin tahu itu ketika baru menyadari waktu tanpa sengaja ke sekolahan Riu tempo hari.
"Iya, gue pulang. Tapi lo juga harus pulang. Disini sepi kalau malam."
"Oke. Gue juga nggak berniat disini lama-lama."
KAMU SEDANG MEMBACA
Orange's || Season 1 [Completed]
Teen FictionPerasaan itu nggak bisa diatur. Mau dipaksain gimana pun juga nggak bakalan bisa, yang ada malah diri sendiri yang menderita. Kalau tetap mau pun ya buat terbiasa aja dulu. Nggak perlu perjuangan yang lebay dan alay, yang penting buktiin kalau kam...