"Lo suka sama Riu kan, Rin?" tanya Jitta sesaat memperhatikan Yerin yang tengah tersenyum sendirian.
"Hah? Apa? Nggak. Ngaur aja lo." sahut Yerin sedikit gugup.
"Jangan suka sama dia, Rin." kata Jitta tiba-tiba yang membuat Yerin sedari tadi memainkan rubik tanpa berniat menyusun warnanya terhenti seketika.
"Karena dia cewek." kata Jitta lagi yang seakan perkataannya barusan menampar telak ke dada Yerin.
Yerin menunduk sesaat mendengar hal itu.
"Perasaan emang nggak bisa ditebak arahnya mau kemana. Tapi... selagi lo masih sadar sebelum benar-benar jauh, balik arah, Rin. Arahnya nggak benar." kata Jitta lagi dan Yerin masih diam dengan kepala yang menunduk.
"Gue bisa lihat sendiri akhir-akhir ini perubahan lo ketika semenjak lo ketemu sama Riu lagi. Lo kelihatan lebih senang daripada biasanya. Lo sering senyum senyum sendiri nggak jelas. Lo seperti orang yang sedang jatuh cinta."
"Kenapa... itu salah, Jit?" tanya Yerin dengan sangat pelan seakan terdengar seperti sebuah lirihan.
"Jadi, benar lo suka sama dia?" tanya Jitta sekali lagi memastikan meski ia sudah tahu sendiri bagaiaman jawabannya.
"Gue... gue cuma nganggap dia kayak adik gue sendiri, Jit."
"Tapi yang gue perhatiin lo udah keburu anggap dia seseorang yang lebih dari yang lo pikir, Rin. Contoh sederhananya aja seperti kemarin. Lo nggak pernah buatin gue seperti lo buatin Riu permen kapas."
KAMU SEDANG MEMBACA
Orange's || Season 1 [Completed]
Teen FictionPerasaan itu nggak bisa diatur. Mau dipaksain gimana pun juga nggak bakalan bisa, yang ada malah diri sendiri yang menderita. Kalau tetap mau pun ya buat terbiasa aja dulu. Nggak perlu perjuangan yang lebay dan alay, yang penting buktiin kalau kam...