"Riu, di sini ada yang luka lho tapi nggak berdarah." seru Marta yang membuat fokus Yerin sedari tadi buyar.
"Tenang aja, Kak, aku sukanya sama kak Yerin, kok." kata Riu dengan entengnya membuat Marta jadi senyum-senyum dan melirik wajah Yerin yang merona. Namun berbeda halnya dengan Sheira. Luka tak berdarah yang tadi diucapkan hanya sekedar bercanda justru kini tengah ia rasakan. Dan itu sangat telak sekali bahwa Riu menolaknya untuk menjadi sesuatu yang lebih. Sheira menelan salivanya dengan sulit tapi tetap berusaha untuk terlihat biasa saja.
Riu menyadari perkataannya sesaat kemudian.
"Sheira." ucap Riu dengan pelan membuat Sheira yang menunduk menoleh ke arahnya.
Riu menatap Sheira dengan jenis tatapan yang meminta maaf.
"Infusnya sudah mau habis, tuh. Makan buah dulu, ya. Baru kita pulang." seru Marta memecah kecanggungan.
Yerin menyodorkan peer yang tadi dikupasnya pada Riu tanpa dipotong sama sekali alias dibiarkan tetap utuh.
"Kok, nggak dipotongin, sih, Kak?" protes Riu sambil memajukan bibirnya.
"Sengaja buat ngetes gigi lo masih kuat apa nggak." kata Yerin dengan entengnya.
"Kak, aku pamit pulang duluan, ya. Baru ingat ada PR belum dikerjain." kata Sheira tiba-tiba. "Tante, saya duluan, ya."
"Nggak bareng aja, Shei? Sebentar lagi kita juga mau pulang."
"Nggak usah Tante gak apa apa. Lagian aku juga mau mampir dulu ke minimart. Bye, Kak." ucap Sheira sembari membuka pintu.
"Hati-hati, ya, Shei." kata Riu masih dengan jenis tatapannya yang seperti tadi.
Maafin gue, Shei..
KAMU SEDANG MEMBACA
Orange's || Season 1 [Completed]
Teen FictionPerasaan itu nggak bisa diatur. Mau dipaksain gimana pun juga nggak bakalan bisa, yang ada malah diri sendiri yang menderita. Kalau tetap mau pun ya buat terbiasa aja dulu. Nggak perlu perjuangan yang lebay dan alay, yang penting buktiin kalau kam...