"Riu cantik, ya, Rin." kata Jitta yang lagi rebahan di paha Yerin sambil membuka- buka lembaran novel yang sama sekali tidak dibacanya.
"Biasa aja." sahut Yerin yang sedang memainkan remot tv gonta- ganti saluran tv.
"Kalau biasa aja kenapa muka lo sampai merah gitu?"
"Ah, panas, nih. AC-nya kurang dingin kayaknya. Kan bener." kata Yerin sambil menurunkan suhu AC.
"Lo tertarik sama dia, nggak?" tanya Jitta lagi, kali ini bukunya ia letakan di perut dan wajahnya memandang lurus ke wajah Yerin yang ada di atasnya.
"Hah? Tertarik gimana maksud lo?" Yerin menaikan sebelah alisnya tidak mengerti.
"Tertarik buat dekat sama dia, gitu."
"Ah, nggak, deh. Anaknya nggak jelas."
"Tapi, dia lucu kali, Rin."
"Lucu darimananya coba. Cengar- cengir nggak jelas gitu. Yang ada seram tau." kata Yerin dengan mengambil coklat dingin dimeja seraya meminumnya.
"Kok, lo tau dia cengar- cengir? Lo merhatiin dia diam- diam rupanya." Jitta mengulum senyum.
Yerin tanpa sadar meminum habis coklat dinginnya.
"Haus banget kayaknya." tegur Jitta yang menyadari perubahan akan gerakan Yerin yang tidak biasanya.
"Jit, gue mau ke toilet dulu." kata Yerin dengan menggantikan pahanya dengan bantal sofa. Sedang Jitta masih senyum- senyum melihat Yerin. Entah apa yang ada dalam kepala Jitta saat ini.
Sesampainya di toilet, Yerin membasuh wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Orange's || Season 1 [Completed]
Teen FictionPerasaan itu nggak bisa diatur. Mau dipaksain gimana pun juga nggak bakalan bisa, yang ada malah diri sendiri yang menderita. Kalau tetap mau pun ya buat terbiasa aja dulu. Nggak perlu perjuangan yang lebay dan alay, yang penting buktiin kalau kam...