"Bocah?" Jitta mengangkat sebelah alisnya karena ia masih setengah sadar ia jadi kurang konek dengan apa yang diucapkan Yerin.
"Gue sayang sama lo Riu."
Pernyataan barusan yang dikatakan tanpa kesadaran itu berhasil membuat rasa kantuk yang menggelayuti mata Jitta menghilang seketika. Ia melototkan matanya tak menyangka bahwa Yerin akan ngomong kayak gitu meski hanya lewat mengigau. Tapi bukankah itu tidak lain dari alam bawah sadar Yerin yang mana ketika ia sadar sepenuhnya dia nggak bakalan mungkin mau ngaku begitu.Dengan perasaan kecewa serta sesak dalam dadanya, Jitta pun dengan pelan mengangkat tubuh Yerin ke ranjang yang tadi dia tiduri.
Sesaat Yerin menggeliat terbangun namun kembali nyenyak saat Jitta mengusap kepalanya.
"Gue pengen banget larang lo buat ketemu dia lagi, Rin. Gue nggak suka bayangin lo sama anak itu makin dekat. Tapi, saat lo bilang kalau dia anak kecil yang selama ini lo tunggu kedatangannya. Gue jadi nggak bisa bilang." bisik Jitta nyaris tidak terdengar.
____________
Pagi harinya, Yerin menemukan semangkuk bubur ayam di atas nakas samping ranjangnya. Disitu juga terdapat memo kecil dengan tulisan tangan Jitta yang mirip cakar ayam.
Yerin mengerutkan keningnya saat mendapati hal itu. Sebab ini adalah pertama kalinya seorang Jitta Rania membuat tulisan pesan kecil di sarapan paginya. Apalagi itu pakai tulisan tangan sendiri. Terus juga isi pesannya agak bikin Yerin geli sekaligus merasa Jitta begitu manis pagi ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Orange's || Season 1 [Completed]
Teen FictionPerasaan itu nggak bisa diatur. Mau dipaksain gimana pun juga nggak bakalan bisa, yang ada malah diri sendiri yang menderita. Kalau tetap mau pun ya buat terbiasa aja dulu. Nggak perlu perjuangan yang lebay dan alay, yang penting buktiin kalau kam...