"Maafin, Riu, Ma." ucap Riu dengan air mata yang mulai berjatuhan. Ia lantas memeluk sang mama yang juga sudah menangis.
"Kamu adalah darah daging mama yang tersisa satu-satunya, Riu. Mama pengen kamu bahagia. Mama nggak mau lihat kamu nangis, terluka, dan dikecewakan oleh orang lain. Selagi mama masih ada, mama nggak akan biarkan orang itu rusak harta berharga yang mama miliki satu-satunya ini." kata Marta seraya menarik Riu kedalam pelukannya lebih erat.
"Riu sayang, Mama." bisik Riu pelan.
Lama mereka dalam posisi seperti itu sampai akhirnya Riu tertidur dalam pelukan ternyaman yang pernah ada di bumi itu.
"Riu Sayang, mama tahu kamu udah besar sekarang. Mama yakin Riu juga sudah bisa bedain mana yang baik mana yang buruk. Pesan mama cuma satu, Riu harus bahagia." bisik Marta pelan sambil mengelus pipi Riu lantas menciumnya dengan lama.
Keesokan paginya terjadi keributan di teras rumah Riu.
"Gue khilaf kemarin, Sha. Please, maafin gue. Gue janji nggak akan ulangin lagi." ucap Fatur seraya berlutut di hadapan Riu yang menatap heran dengannya.
"Lo itu cowok brengs** anj***!!! Pergi lo dari rumah gue sekarang!!"
"Tante, selamat pagi. Aku jemput---"
"Pulang kamu. Anak saya tidak mau ikut sama kamu. Jangan dipaksa." kata Marta dengan dingin lalu menarik Riu untuk masuk kedalam mobilnya.
"Riu pamit dulu, Ma. Assalamualaikum." kata Riu masih sambil melirik tajam ke arah Fatur.
"Sha, lo kan---"
Plak!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Orange's || Season 1 [Completed]
Teen FictionPerasaan itu nggak bisa diatur. Mau dipaksain gimana pun juga nggak bakalan bisa, yang ada malah diri sendiri yang menderita. Kalau tetap mau pun ya buat terbiasa aja dulu. Nggak perlu perjuangan yang lebay dan alay, yang penting buktiin kalau kam...