Yerin tengah disibukan dengan aktivitasnya saat ini, yakni mengedit naskah novel dari penulis yang baru saja mengirimkan padanya. Baru hari ini Yerin mendapatkan tulisan yang sangat berantakan, seolah yang nulis tuh lagi nggak niat banget. Atau lebih tepatnya seperti memaksaan diri buat ngetik padahal lagi nggak mood kayaknya.
Untungnya yang dikirim cuma dua bab dengan 3000 kata. Masih dapat Yerin tanganin dengan hanya waktu kurang dari 6 jam. Kerjaan Yerin itu enak, cuma ngedit begitu saja ia bisa menghasilkan uang jutaan rupiah. Kadang hal itu juga membuat Yerin bosan dengan apa yang harus dilakukannya setelah menyelesaikan kerjaannya itu. Tidak terasa hari kembali malam aja. Karena bosan seharian di rumah terus, Yerin pun pergi keluar. Ia hanya mengenakan piyama tidur berlapis jaket levis dan mengenakan sepatu putih tanpa penutup dibagian tumit.
Yerin menaiki motornya berkeliling tanpa tahu jelas kemana arah tujuannya. Sesaat ia teringat dengan kejadian beberapa hari yang lalu ketika hal konyol menimpa dirinya. Yerin merasa sangat malu sekali kalau ingat bagaimana cara ia masuk kedalam tong sampah itu. Untungnya jalanan waktu itu lagi sepi. Walau begitu tetap saja ada yang melihat dan mentertawakannya, meski pada akhirnya juga ditolongin.
"Riu. Ashariu? Ah, nggak mungkin. Paling cuma kebetulan aja. Lagian mana mungkin anak bar-bar itu bisa nulis." monolog Yerin yang masih berada diatas motornya yang sedang melaju memecah jalan malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Orange's || Season 1 [Completed]
Teen FictionPerasaan itu nggak bisa diatur. Mau dipaksain gimana pun juga nggak bakalan bisa, yang ada malah diri sendiri yang menderita. Kalau tetap mau pun ya buat terbiasa aja dulu. Nggak perlu perjuangan yang lebay dan alay, yang penting buktiin kalau kam...