Mama menceritakan kalau papa dan kakak Riu tidak sempat diselamatkan karena api begitu cepat menjalar.
"Tapi, Mama, baik- baik aja, kan, sekarang, Ma?" kata Riu dengan memeriksa tubuh mamanya dengan matanya yang penuh selidik.
"Mama nggak apa- apa sayang. Nanti kalau kamu sudah lebih baik kita pergi ke makam mereka, ya? Kamu harus kuat. Papa sama Kak Reina pasti khawatir kalau Riu sakit kayak gini, jadi kamu harus sehat lagi, ya?" Riu hanya mengangguk sambil terus menangis meski tidak sesenggukan seperti tadi.
Hampir setengah jam mereka berdua berpelukan sambil menguatkan sampai lupa dengan keberadaan seseorang yang masih ada disana. Suster sudah melepaskan kabel atau selang yang menghubung ke tubuh Riu dan hanya menyisakan selang inpus. Jadi Yerin bisa kembali duduk di sofa dengan membaca buku sambil sesekali melihat drama keluarga yang berlangsung di hadapannya.
"Sayang, itu teman kamu?" kata Marta sesaat dirinya sudah mulai tenang.
"Oh, iya. Sampai lupa." ucap Riu sembari mengapus air mata yang masih menempel di wajahnya.
"Kak Yerin!" panggil Riu.
Yerin menoleh sembari tersenyum.
"Iya?" sahutnya.
"Sini, Kak. Aku kenalin ke mama aku."
Yerin mengampiri.
"Oh, kamu yang diceritakan suster itu, ya? Katanya kamu udah nolongin anak saya sampai berani lewatin api dan tangan kamu juga sempat kebakar." kata Mama.
"Iya, Tante." kata Yerin dengan sopan.
"Coba lihat tangan kamu." kata Marta.
Yerin mengulurkan tangan kanannya yang diperban.
"Kakak hebat!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Orange's || Season 1 [Completed]
Genç KurguPerasaan itu nggak bisa diatur. Mau dipaksain gimana pun juga nggak bakalan bisa, yang ada malah diri sendiri yang menderita. Kalau tetap mau pun ya buat terbiasa aja dulu. Nggak perlu perjuangan yang lebay dan alay, yang penting buktiin kalau kam...