"Karena gue keturunan dajal." sahut Yerin dengan memutar bola mata malas.
"Aish, aku seriusan, Kak Yerin, nanyanya."
"Kenapa lo harus tahu soal mata gue? Kita nggak sedekat itu untuk saling tahu satu sama lain, ya."
"Tapi dulu kita pernah akrab, Kak. Bahkan waktu itu aku sempat terpana juga lihat bola mata, Kakak, yang keren itu. Sempat mau nanya juga tapi nggak jadi karena takut, Kakak, tersinggung."
"Pas kecil lo ngerti ya sama arti kata tersinggung, pas gede lo pikir gue nggak bakal tersinggung gitu?"
"Menurut aku kayaknya nggak sih. Soalnya, Kakak, begini." kata Riu dengan bersedekap dan melihat Yerin dari atas ke bawah.
"Apa maksud pertanyaan dan sikap yang saat ini lo lakukan, hah?" Yerin merasa tidak terima karena Riu seolah sedang meremehkannya melalui matanya.
"Tapi seriusan, deh, Kak. Mata, Kakak, tuh kenapa?"
"Mata gue baik-baik aja dan normal seperti mata mata orang pada umumnya." kata Yerin sembari mengambil minuman yang kapan tahu sudah tergeletak di atas meja besi itu.
"Kak, bisa serius nggak, sih, jawabnya!" kali ini Riu memasang wajah seriusnya tanpa memperlihatkan lagi sisi jahil dan tengilnya. Riu terlihat berkali kali lipat lebih manis ketika sedang serius. Ditatapi dengan ekspresi sedemikian rupa membuat jantung Yerin lagi-lagi dibuat bertabuh karenanya.
"Kakak, terluka?" suara Riu berubah menjadi sangat lembut. Tidak seperti Riu biasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Orange's || Season 1 [Completed]
Ficção AdolescentePerasaan itu nggak bisa diatur. Mau dipaksain gimana pun juga nggak bakalan bisa, yang ada malah diri sendiri yang menderita. Kalau tetap mau pun ya buat terbiasa aja dulu. Nggak perlu perjuangan yang lebay dan alay, yang penting buktiin kalau kam...