Setengah jam kemudian Yerin sudah selesai diobati. Wajahnya yang tadinya mulus dan bening jadi berubah dengan adanya tempelan kain kasa dan perban yang melilit kepalanya. Rupanya pukulan Fatur tidak main-main.
"Kakak mau aku pesanin grab aja?" tanya Sheira yang rupanya udah nungguin dari tadi.
"Nggak usah. Oh, ya lo pulang duluan aja. Udah malam banget nanti orang tua lo nyariin." kata Yerin sambil menahan perih.
Yerin baru merasakan perih di telapak tangannya saat ketika mengingat tadi ia mencoba menangkis serangan Fatur, karena adanya cincin dijarinya maka bagian dari cincin yang tajam itu melukai telapak tangan Yerin.
"Kakak, nggak bisa ngelak lagi, kan. Grab aku udah nungguin di depan. Kakak, ikut aku aja kalau gitu. Biar motornya dititipin dulu aja." bujuk Sheira dan akhirnya diangguki lemah sama Yerin.
Mereka lalu duduk bersebelahan di dalam mobil. Perasaan canggung menyelimuti mereka.
"Kalau lo sempat dengar ucapan cowok itu yang bilang gue jadiin Riu sebagai objek eksperimen, gue minta maaf. Tapi, itu nggak benar." kata Yerin memecah keheningan.
Ada perasaan lega sesaat meski sesaknya masih mendominasi. Sebab, itu artinya antara Riu dan Yerin ada sesuatu yang lebih. Dan itu tentu saja membuat lagi-lagi dada Sheira sakit meski tidak berdarah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Orange's || Season 1 [Completed]
Novela JuvenilPerasaan itu nggak bisa diatur. Mau dipaksain gimana pun juga nggak bakalan bisa, yang ada malah diri sendiri yang menderita. Kalau tetap mau pun ya buat terbiasa aja dulu. Nggak perlu perjuangan yang lebay dan alay, yang penting buktiin kalau kam...