EPISODE 114

365 24 0
                                    

"Terus selang beberapa hari atau minggu --gue lupa persisnya gimana, tapi kayaknya waktu itu ada yang lagi bakar sampah kering dengan api cukup besar di belakang rumah. Gue samperin dan gue dekatin karena gue penasaran sama bentuk apinya yang berkobar banget. Tapi anehnya gue nggak ngerasa panas pas lagi dekat sama api itu. Terus yang tukang bakarnya itu tiba-tiba narik gue buat menjauh. Dari situ gue mulai sadar kalau tubuh gue tahan sama panas. Makanya saat kebakaran itu gue berani masuk ke dalam buat ambil lo sebelum ikutan terpanggang. Udah sih segitu aja cerita dari gue."

Riu masih diam dan memperhatikan Yerin yang mulai salting berdiri di depannya. Dalam hati Yerin sedang merutuki dirinya yang bisa bercerita sampai kebablasan sedetail itu.

"Aku nggak nyangka, Kakak, bisa ngomong panjang juga ternyata." meski suara Riu sudah kembali seperti biasa tapi ekspresinya masih seserius tadi.

"Ahem!" Yerin melegakan tenggorokannya sembari menarik bangku yang harusnya ia ambil dari tadi sebagai tempatnya untuk duduk. Lagi-lagi Yerin hanya merutuk diri tak habis pikir kenapa ia bisa berbuat sebodoh itu di hadapan seorang bocah yang umurnya beberapa tahun lebih muda darinya.

"Kenapa mata itu, Kakak, sembunyikan? Kakak, nggak percaya diri dengan mata itu? Padahal mata itu bagus lho, Kak, karena nggak semua orang bisa punya mata sebagus milik, Kakak."

"Yalah, orang nggak semua orang kecuali gue doang yang bodohnya bisa kecebur di air mendidih."

Orange's || Season 1 [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang