Riu masih duduk diam mengadap Yerin meminta Yerin untuk menceritakan kembali karena ia masih merasa tidak puas.
"Nggak ada yang mau lo tanyain gitu dari apa yang gue ceritain dari tadi?" tanya Yerin dengan memberanikan menatap mata Riu yang masih melihatnya dengan serius.
"Kakak, ceritain aja sampai habis nanti baru aku nanya. Biar kayak sistem diskusi gitu."
"Lo mau nger--"
"Kakak, cerita aja, ya. Please, aku mau tahu.." kata Riu dengan meletakan telunjuknya pada bibir Yerin agar ia kembali saja untuk menceritakan kisah tentang dirinya.
Menghadapi tatapan dan permintaan oleh seseorang seperti Riu entah kenapa pertahanan seorang Yerin jadi mudah goyah. Pengen tegas jadi nggak jadi. Pengen galak jadi nggak bisa juga. Muka Riu terlalu imut untuk dimarahi. Yerin kan jadi nggak tega.
Yerin mendengus sesaat sebelum akhirnya menceritakan kisahnya kembali.
"Ibu sempat bawa gue ke rumah sakit lagi saat itu untuk memastikan apa yang terjadi sama gue. Tapi hasilnya normal dan gue juga ngerasanya nggak ada yang beda sama mata gue. Sesampainya di rumah ibu masih nggak percaya kalau mata gue itu baik-baik aja. Terus dia panggil orang pinter lagi buat nyari tahu kan tapi ternyata juga nggak ada apa-apa. Gue terus diperiksa berulang ulang sampai akhirnya ibu nyerah. Dan gue juga capek tiap kali periksa gue disuruh nyelamin kepala sampai satu menit dalam baskom. Karena waktu masih kecil gue nurut-nurut aja. Masalah mata sudah bisa diterima. Terus selang beberapa hari atau minggu..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Orange's || Season 1 [Completed]
Teen FictionPerasaan itu nggak bisa diatur. Mau dipaksain gimana pun juga nggak bakalan bisa, yang ada malah diri sendiri yang menderita. Kalau tetap mau pun ya buat terbiasa aja dulu. Nggak perlu perjuangan yang lebay dan alay, yang penting buktiin kalau kam...