"Lo kenapa tumben-tumbenan diriin tenda di rooftop? Sampai ketiduran segala lagi." kata Jitta sambil melipatkan tenda Yerin yang habis dipakai buat naungan.
"Tadi gue gabut di dalam jadinya gue kesini sambil nenangin pikiran. Eh, anginnya enak banget yaudah gue ambil tenda beserta amunisinya terus tiduran deh gue."
"Gue yakin lo sebelumnya baru habis bangun tidur terus tidur lagi, kan, disini? Ck ck ck, Yerin~ Yerin."
"Biarin aja kenapa, sih, orang gue ngantuk banget."
"Tapi lo tidurnya ngigo. Mana panggil-panggil nama tuh bocah mulu lagi. Lagian bukannya lo nggak suka ya sama dia? Kok, lo bisa mimpiin dia semanis itu, sih?"
"Ya, mana gue tahu gue bakalan mimpinya kayak gitu, Jit. Lagian gue aja nggak nyadar mulut gue bisa bilang kayak gitu."
"Tetap aja...." Yerin tidak bisa menangkap ucapan Jitta selanjutnya karena nggak jelas ngomong apa.
"Jit, jangan bilang lo cemburu sama Riu?" tanya Yerin tepat sasaran.
"Ha? Ngapain gue cemburu. Gue bisa tidur bareng sama lo, sering jalan bareng sama lo, dan sampai pernah lihat lo kencing berdiri, buat apa gue iri sama dia coba?"
"Bisa nggak yang bagian terakhirnya nggak perlu lo ikut sertain juga."
"Nggak bisa. Karena itu satu-satunya kebanggan gue pada seberapa dekatnya gue sama lo."
"Ish, ngeselin lo."
"Ada tuh lo yang ngeselin. Ngigonya siapa yang digencet siapa."
"Udah, sih, nggak usah dibahas."
"Tapi, Rin, gue harap lo nggak sampai jatuh hati sama bocah itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Orange's || Season 1 [Completed]
Teen FictionPerasaan itu nggak bisa diatur. Mau dipaksain gimana pun juga nggak bakalan bisa, yang ada malah diri sendiri yang menderita. Kalau tetap mau pun ya buat terbiasa aja dulu. Nggak perlu perjuangan yang lebay dan alay, yang penting buktiin kalau kam...