"Kok, bengong? Ayo, sini ikutan makan dulu sebelum pulang." ajak Marta sembari menarik tangan Yerin dengan pelan. Yerin pun menurut untuk ikut duduk bersama Marta.
"Riu, buruan makan, Nak! Kali ini kamu harus double ya makannya nggak tau mau pokoknya." Yerin mengerjap sesaat. Oke, sepertinya dia mulai tahu darimana asal keajaibannya perangai Riu. Dari mamanya mungkin?
Tak lama kemudian Riu pun turun bertepatan dengan bunyi ponsel Yerin yang mendapatkan email baru. Sepertinya naskah baru sudah dikirim sama penulisnya lagi. Padahal yang kemarin dijanjikan Yerin untuk ngebut dalam semalam masih belum selesai sampai sekarang dan sudah ditambah lagi. Apalagi dalam pesannya mengatakan dengan disertai sedikit ancaman yang kalau Yerin nggak beresin dalam waktu tiga hari dia bakalan dipecat dengan gaji yang dipotong separuh.
"Kak!" panggil Riu yang saat ini sudah duduk di depannya.
"Ya?"
"Lihatin apaan, sih? Serius banget mukanya. Pacar, Kakak, tiba-tiba ngajak nikah, ya?" tanya Riu sambil menyendokan nasi ke piring Yerin.
"Eh, nggak. Soal kerjaan doang."
"Makan dulu, Nak. Isi perut dulu baru mikirin kerjaan." kata Marta sembari meletakan lauk ke piring Yerin.
"Iya. Makasih, Tante." Ada perasaan tidak biasa yang dirasakan Yerin saat ini. Sebab ini adalah pertama kalinya ia makan dengan mendapatkan perhatian kecil seperti ini. Nasi dan lauk yang dituangkan dan ia hanya siap makan saja. Dulu sewaktu di panti ia sudah diajarkan untuk mengambil semuanya sendiri hingga akhirnya ia terbiasa dan memilih untuk hidup sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Orange's || Season 1 [Completed]
Teen FictionPerasaan itu nggak bisa diatur. Mau dipaksain gimana pun juga nggak bakalan bisa, yang ada malah diri sendiri yang menderita. Kalau tetap mau pun ya buat terbiasa aja dulu. Nggak perlu perjuangan yang lebay dan alay, yang penting buktiin kalau kam...