Karena cuaca hari ini nggak panas juga nggak hujan, Riu memilih untuk memakai otopet-nya untuk jalan- jalan. Ketika Riu berjalan menuju pinggir Taman Biru, daun- daun berjatuhan diterpa angin seakan menghujani Riu yang lewat dibawahnya. Namun hal itu justru semakin menarik perhatian orang- orang yang ada di sana. Bagaimana tidak, pesona Riu ditambah kejadian yang barusan terjadi membuat mata siapa saja yang melihatnya berhenti untuk menatap arah lain.
Riu tidak peduli. Ia bahkan mengencangkan laju otopet hingga sampai di depan orang yang jual gulali.
Riu membeli gulali rasa pandan. Ia sangat suka harum dan rasanya. Ia lalu membawanya untuk mencari tempat beristirahat.
"Eh, itu kan, Kak Yerin." gumam Riu ketika melihat Yerin yang saling beradu tatap dengan seekor kucing oren.
"Ngapain melototin kucing, sih. Gabut banget kayaknya." Riu lalu berjalan mendekat.
"Awas keluar bola matanya, Kak." tegur Riu. Yerin lalu memalingkan kepalanya.
"Hai, Kak!" sapa Riu dengan wajah tersenyum.
"Lo lagi!?"
Riu mengangguk khidmat dua kali sambil memejamkan matanya.
"Kata, Kakak, kita nggak akan bertemu lagi. Tapi nyatanya skenario Tuhan tidak sependapat sama, Kakak." kata Riu.
Yerin memutar bola mata malas. "Diantara banyak orang disini kenapa lo nyamperin gue? Sengaja, ya?"
"Iya, aku sengaja. Biar mematahkan ucapan, Kakak, yang bilang kalau kita nggak akan ketemu lagi." kata Riu dengan senyum yang membuat matanya seperti berbentuk bulan sabit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Orange's || Season 1 [Completed]
Teen FictionPerasaan itu nggak bisa diatur. Mau dipaksain gimana pun juga nggak bakalan bisa, yang ada malah diri sendiri yang menderita. Kalau tetap mau pun ya buat terbiasa aja dulu. Nggak perlu perjuangan yang lebay dan alay, yang penting buktiin kalau kam...