Pada akhirnya, dengan wajah yang ditekuk alias sebal, Riu menariki stiker dinding yang tadinya sudah tertempel rapi. Bukannya tidak menghargai dengan usaha mamanya yang ingin buat Riu merasakan perubahan --karena dari dulu sampai sekarang nuansa kamar Riu gitu gitu aja, tapi karena emang Riu itu nggak suka sama warna pink dan pajangan yang nggak begitu penting menghiasi dinding kamarnya yang kosong. Kalau soal kata-kata motivasi sih Riu punya caranya sendiri. Dia bakal berdiri depan cermin dan nasehatin orang yang ada dicermin itu. Semudah itu hal itu untuk Riu. Jadi dia nggak perlu lagi pakai pajangan kata-kata, menurut Riu itu sebenarnya nggak ngaruh. Terus itu lagi boneka sebanyak itu. Mau dibikin apa boneka sebegitu banyaknya?
"Bonekanya, Mama give away aja sama anak tetangga atau siapa gitu yang lebih membutuhkan. Aku nggak begitu membutuhkan soalnya." kata Riu sesaat turun dari bangku yang tadi dipijaknya.
"Sayang banget padahal, lho, Ri. Kamu nggak coba tidur bareng dulu gitu sama mereka? Bahannya pada lembut semua loh enak diusap, lumayan buat dipeluk pas lagi bobo." kata Marta lagi agar Riu berubah pikiran.
"Nggak! Mama, tuh suka ngada-ngada, dah. Sudah tahu aku anaknya nggak suka begituan malah sok-sokan anuin. Kan jadi buang-buang duit jadinya." gerutu Riu lagi.
"Kamu, mah, nggak girly banget anaknya. Mama, kan, pengen kayak---"
"Maaaa..." Riu menatap dalam ke arah Marta bermaksud agar Marta berhenti membandingkannya dengan anak tetangga.
"Iya iya, mama keluarin nih semuanya dari kamar kamu." kata Marta sembari mengeluarkan gulungan stiker keluar kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Orange's || Season 1 [Completed]
Teen FictionPerasaan itu nggak bisa diatur. Mau dipaksain gimana pun juga nggak bakalan bisa, yang ada malah diri sendiri yang menderita. Kalau tetap mau pun ya buat terbiasa aja dulu. Nggak perlu perjuangan yang lebay dan alay, yang penting buktiin kalau kam...