"Jadi dia kak Yerin? Kakak lo yang waktu di panti dulu itu?" tanya William setelah Nathan menceritakan hal yang membuatnya berkelahi dengan Fatur kemarin.
Nathan hanya mengangguk malas.
"Makanya gue nggak terima dia ngehajar dia. Apalagi cewek. Heran gue masa cewek juga dihajar sama dia tanpa pandang buluh gitu.""Bukannya tanpa pandang biluh, Nat. Tapi, karena pola pokir Fatur, tuh, nganggap kaum cewek itu setara sama kita."
"Tapi, nggak sampai nyakitin bisa kali. Nggak harus pakai kekerasan gitu. Kesel banget gue."
William menepuk-nepuk pelan pundak Nathan.
"Nggak usah sok nyabarin, lo sama aja, Wil." kata Nathan sembari menepis tangan William dari bahunya."Uih, santai, Bro. Kalem. Gue nggak ikut-ikutan."
Nathan tidak menanggapinya lagi dan mulai bermain game online di ponselnya. Tak lama kemudian Fatur datang dengan langkahnya yang pincang.
"Gila, hajaran lo sadis juga, Nat." ucap William pelan. Nathan hanya melirik sesaat lantas melanjutkan kembali permainannya.
"Kayaknya luka baru, tuh, Tur. Kenapa lagi lo?" tanya William sesaat Fatur baru duduk di bangkunya.
"Digampar sama calon mertua." jawabnya ngasal.
"Nyokapnya Riu?" tanya William dengan tepat.
Nathan yang mendengar itu hanya tersenyum dalam diamnya sembari ngomong dalam hati kayak gini, "Sukurin!"
"Tapi, gue nggak akan nyerah buat dapetin anaknya." kata Fatur kemudian.
"Tarohan kita, kan, udah kelar sampai lo bisa cium dia kemarin?"
"Apa? Lo udah berani cium Riu, brengsek!" Nathan meletakkan begitu saja ponsenya dan langsung mencengkram kerah baju Fatur.
"Eh! Eh! Eh! Jangan berantem di kelas, oi! Bentar lagi bu Nina datang!" seru William membuat Nathan terpaksa melepaskan cengkramannya sedangkan Fatur memberikan senyum mengejeknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Orange's || Season 1 [Completed]
Teen FictionPerasaan itu nggak bisa diatur. Mau dipaksain gimana pun juga nggak bakalan bisa, yang ada malah diri sendiri yang menderita. Kalau tetap mau pun ya buat terbiasa aja dulu. Nggak perlu perjuangan yang lebay dan alay, yang penting buktiin kalau kam...