"Hahaha! Lo gila, ya? Gue masih waras kali, oy! Udah, ah, mending kita cari makan diluar, yuk. Gue traktir." sahut Yerin sembari menarik tangan Jitta untuk segera berdiri.
"Lo ngeles mulu."
"Apasih, udah ayo!"
"Iya-iya. Yerin, sabar diki napa! Kaki gue mau kecengklak astaga!"
_____________
Jam sudah menunjukan pukul delapan malam. Riu kini sudah ada di kamarnya sambil menatap serius ke layar laptopnya. Mamanya belum pulang. Terdengar suara ketuka pintu sesaat hujan yang mulai turun. Karena pintu kamar Riu yang tidak ditutup ia jadi bisa menangkap suara pintu diketuk yang ada dibawah. Meski tidak begitu nyaring tapi Riu masih bisa menangkapnya walau samar.
Ketika Riu selesai mengetikan sesuatu di laptopnya, dan suara ketukan itu masih berbunyi bertepatan dengan Riu yang beranjak dari posisinya, hujan pun turun dengan derasnya. Riu lalu menuju pintu hendak membukanya, namun terhenti sesaat ketika menyadari kalau mamanya datang nggak mungkin ketuk pintu karena beliau pasti langsung buka pintu dengan sensor telapak tangan. Pagar rumah juga kayaknya tadi masuk sudah Riu gembok.
Dam!
Listrik tiba-tiba padam dan membuat ketukan di pintu berubah jadi gedoran."Kak Riu! Buka, Kak!"
"Sheira?!" seru Riu sesaat membuka pintu dan mendapati Sheira dengan wajah ketakutannya.
"Kakak!" katanya dengan langsung memeluk Riu.
"Eh, kenapa, Shei?" tanya Riu yang kebingungan sesaat mendapat pelukan yang tiba-tiba.
"Di rumahku tadi aku lihat ada yang masuk, Kak."
"Siapa? Mama lo kali."
"Nggak. Itu cowok, Kak. Papa aku pulang masih sebulan lagi."
"Maling?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Orange's || Season 1 [Completed]
JugendliteraturPerasaan itu nggak bisa diatur. Mau dipaksain gimana pun juga nggak bakalan bisa, yang ada malah diri sendiri yang menderita. Kalau tetap mau pun ya buat terbiasa aja dulu. Nggak perlu perjuangan yang lebay dan alay, yang penting buktiin kalau kam...