Habis makan Riu pergi ke halaman belakang, disana terdapat ayunan. Itu adalah ayunan yang terbuat dari bambu yang dibikinin papanya waktu umur Riu masih 6 tahun. Ayunan itu memang sudah tidak cukup kuat lagi untuk diayunkan, namun masih mampu menahan tubuh Riu yang hanya sekedar duduk. Riu sengaja tidak meminta siapapun untuk menghancurkannya karena itu adalah peninggalan terakhir papanya.
Sekumpulan kunang- kunang datang mengampiri Riu. Lalu lampu di belakang rumah dimatikan. Ternyata Marta yang melakukannya.
"Biar kelihatan lebih fantasi, Nak." kata mamanya sambil memvideo Riu beberapa detik kemudian dipertontonkan ke grup whatsapp ibu- ibu komplek. Apalagi tujuannya, ya untuk sekedar pamer bahwa ia memiliki anak yang terlalu cantik, lah. Sampai pernah ada tetangga yang khawatir kalau ada yang bakal nyakitin Riu. Tapi Marta justru dengan santai mengatakan bahwa penjahat itu yang mesti khawatir sama Riu karena Riu itu jago beladiri. Pencak silat, karate, tinju, muay thai sudah tamat dipelajari Riu. Makanya Marta percaya bahwa Riu akan selalu baik- baik saja. Tentunya dengan doanya juga menyertai.
"Papa, tadi siang Riu ketemu orang itu, lho. Dia di kejar kucing sampai kucingnya nabrakin gulali Riu. Terus Riu sempat ngobrol sama dia. Responnya memang agak dingin, Pa. Tapi Riu justru merasa hangat ketika dia ngomong ke Riu, Pa."
"Papa mau tahu namanya siapa? ...namanya.. Yerin." ucap Riu dengan tersenyum sangat manis kala menyebut nama itu. Dia tahu nama itu dari laptop yang semalam ia temukan terdapat nama pemilik yang distiker yang menempel di tepi layar. Padahal bisa saja itu bukan namanya, tapi Riu amat sangat yakin bahwa itu adalah namanya. Hati Riu yang bilang gitu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Orange's || Season 1 [Completed]
Teen FictionPerasaan itu nggak bisa diatur. Mau dipaksain gimana pun juga nggak bakalan bisa, yang ada malah diri sendiri yang menderita. Kalau tetap mau pun ya buat terbiasa aja dulu. Nggak perlu perjuangan yang lebay dan alay, yang penting buktiin kalau kam...